Liputan6.com, Bandung - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Babakan Siliwangi (Baksil), Kecamatan Coblong, direncanakan bakal dijadikan pusat wisata edukasi pengelolaan sampah di Kota Bandung.
Pemerintah Kota Bandung, mengklaim, hal itu dilakukan dalam rangka memasifkan edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat karena persoalan sampah ini dinilai jadi masalah kota yang sangat krusial.
Baca Juga
"Pengelolaan sampah di TPST Babakan Siliwangi ini sudah bagus. Di sana harus jadi wisata edukasi pengelolaan sampah terpadu dan ini menjadi penting," kata Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, (23/5/2024).
Advertisement
Awal tahun ini, pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung sempat menyampaikan bahwa rata-rata tumpukan sampah Kota Bandung itu sekitar 1.300 ton per hari.
Dari jumlah sampah harian Kota Bandung itu, sebanyak 934,5 ton masih dikirim ke TPA Sarimukti. Sementara 220,98 ton sampah dikelola secara mandiri dan 144,52 ton pengurangan sampah di sumber. Targetnya, pengurangan 580 ton perhari dari optimalisasi kluster, bank sampah, TPS, TPST, termasuk hanggar maggot.
Nantinya, di TPST Babakan Siliwangi, kata Bambang, masyarakat akan diberikan edukasi terkait pengelolaan sampah mulai organik sampai anorganik dan dipandu oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung
"Perlu orang yang mampu menjelaskan. Wisata edukasi sampah ini penting karena akan memberikan nilai manfaat yang luar biasa," ungkapnya.
Melihat Produksi RDF
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Yudi Prayudi mengatakan, di TPST Babakan Siliwangi sampah diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk bahan bakar pengganti batubara.
TPST Babakan Siliwangi telah dapat menghasilkan 10 ton RDF yang dijadikan bahan bakar bagi beberapa pabrik tekstil di sekitar Kota Bandung.
"Di TPST ini juga tidak hanya mengolah sampah domestik tapi juga mengolah sampah daun, yang nantinya diolah menjadi RDF," katanya.
TPST Babakan Siliwangi diharapkan bakal jadi pusat edukasi masyarakat untuk melihat sampah diolah menjadi energi terbarukan. Dari mulai sampah masuk sampai menjadi RDF dan dikirim ke pabrik tekstil.
"Saat ini kita sedang menyiapkan sarana prasarananya. Semoga wisata edukasi pengolahan sampah ini dapat segera dibuka bagi masyarakat," katanya.