Korban Guru Ngaji Cabul di Lampung Trauma Berat, Orang Tua Korban Desak Pelaku Dihukum Berat

Orang tua yang anaknya menjadi korban guru mengaji caabul di Lampung Barat minta pelaku dihukum seberat-beratnya dan seadil adilnya.

oleh Ardi Munthe diperbarui 02 Jun 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi. Palu sidang (Pixabay)
Ilustrasi. Palu sidang (Pixabay)

Liputan6.com, Lampung - Salah satu orang tua murid yang anaknya menjadi korban BS (50), guru mengaji di Kabupaten Lampung Barat, angkat bicara soal kasus pelecehan seksual yang dialami putrinya bersama sejumlah korban lainnya.

Lilis (57), ibu dari korban AYN (12) mengatakan bahwa kuat dugaan korban dari aksi cabul BS tersebut telah mencapai belasan hingga puluhan anak. Para korban merupakan murid di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) tempat pelaku mengajar ilmu agama dan mengaji. 

"Kemarin, semua orang tua murid kumpul terkait kasus pak BS. Sementara yang sudah pasti itu 15 orang yang menjadi korban, tapi kemungkinan bisa lebih lagi, karena banyak yang tahun sebelumnya sudah gak ngaji lagi jadi korban pencabulan pelaku, bisa lebih 20 orang korban," kata Lilis, Sabtu (1/6/2024).

Lilis meminta kepada aparat penegak hukum supaya bisa memproses hingga mengadili BS dengan hukuman sebarat-beratnya dan seadil-adilnya.

"Kami keinginan orang tua korban, sekarang sudah ditangani hukum, supaya minta dihukum seberat beratnya dan diadili seadil-adilnya. Dijerat sesuai dengan peraturan yang berlaku," ujar dia.

Disinggung ihwal kondisi korban AYN, Lilis menyebutkan, putrinya tersebut kini dikatakan mengalami rasa trauma hingga ketakutan, bahkan remaja anak ini belakang banyak mengalami perubahan sikap. 

Tak jarang, anak usia 12 tahun tersebut memilih mengurung diri dan menghabiskan waktu di kamar, serta enggan bersosialisasi dengan masyarakat luar.

"Kalau kondisi anak banyak mengalami perubahan, sekarang banyak diam yang dulu periang, gak mau keluar dari kamar seperti trauma. Makan kadang kami yang antarkan ke kamarnya," jelas dia. 

Lilis mengaku, bingung dan amat prihatin atas kondisi sang putri. Ia pun berharap agar pemerintah kabupaten setempat dapat memberikan pendamping pemulihan kondisi psikologi terhadap para korban dan anaknya.

"Pemerintah daerah petinggi di Lampung Barat belum ada (menyambangi para korban). Kalau yang sudah itu ada Pak Kades dan ibu kepala Dusun, yang sedang mengusahakan pemulihan psikologis korban," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Simak Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya