Harga Komoditas Pangan di Gorontalo Tidak Stabil, Ini Penyebabnya

Naik turunya harga bahan pokok ini terjadi di sejumlah pasar tradisional. Tidak hanya pasar, lapak pedagang kecil juga ikut mengalami ketidakstabilan harga.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 03 Jul 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 10:00 WIB
Cabai
Bahan baku rempah dan bumbu dapur di pasar sentral Kota Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Memasuki bulan Juli 2024, sejumlah harga bahan pokok di Provinsi Gorontalo mulai kerap mengalami fluktuatif. Mulai dari beras, minyak Goreng hingga bumbu dapur yang menjadi kebutuhan harian masyarakat, Senin (1/7/2024). Naik turunnya harga bahan pokok ini terjadi di sejumlah pasar tradisional. Tidak hanya pasar, lapak pedagang kecil juga ikut mengalami ketidakstabilan harga.

Salah satunya, harga cabai rawit di bulan lalu menyentuh di harga Rp 90 ribu per kilogram. Akan tetapi di awal Juli 2024  harga cabai turun drastis hingga di kisaran Rp 50 ribu per kilogram. Tidak hanya cabai rawit, bawang merah dan bawang putih juga ikut mengalami penurunan. Saat ini, harga bawang merah berada di harga Rp 40 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 42 ribu per kilogram.

Padahal, pekan lalu kedua komoditi bawang ini mengalami kenaikan yang cukup terbilang mahal. Bawang merah Rp 54 ribu per kilogram dan bawang putih hanya Rp 50 ribu per kilogram.

Berbeda dengan harga tomat, di bulan lalu komoditi ini mengalami penurunan. Tapi di awal bulan ini, malah melonjak jauh. Pekan lalu harga tomat hanya berada di kisaran Rp 20 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 28 ribu per kilogram.

Sukrin salah seorang pedagang di pasar tradisional Desa Tamboo, Bone Bolango, Gorontalo mengatakan, harga bumbu dapur saat ini tidak menentu. Kadang hari ini mahal naik, besok tiba-tiba turun. Kata Sukrin, Hal ini disebabkan oleh musim penghujanan yang beberapa hari terakhir melanda Provinsi Gorontalo. Sehingga beberapa komoditas bumbu dapur harganya tidak stabil.

“Kalau musim hujan seperti ini memang harga barito (Bawang, rica, tomat,) harganya tidak stabil. Kadang mahal, kadang juga murah,” kata Sukrin.

Dirinya mencontohkan, seperti buah tomat yang saat ini harganya naik itu disebabkan oleh hujan. Musabab, di musim hujan petani tomat kewalahan dikarenakan buat tomat mereka sering rontok.

“Kalau menurut keterangan petani, musim hujan memang menjadi musuh mereka. Pohon tomat banyak yang rontok hingga buah menjadi busuk,” Imbuhnya.

Sementara untuk bahan pokok lain seperti beras beras dan minyak goreng saat ini harganya tidak mengalami kenaikan. Harga minyak goreng tergantung stok yang diterima oleh pedagang. Jika harga naik, maka mereka juga menaikkan harga.

“Harga beras untuk saat ini masih normal Rp 650 per karung dan untuk minyak kelapa masih Rp 320 ribu gelong,” kata Gani pedagang beras dan minyak Goreng di pasar sentral Kota Gorontalo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya