Indonesia dan Inggris Jalin Kerja Sama dalam Perawatan Kesehatan Ibu dan Bayi

Mengatasi tantangan ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk serta mempersiapkan Generasi Emas Indonesia di tahun 2045.

oleh Tim Regional diperbarui 09 Jul 2024, 20:11 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2024, 16:34 WIB
Roundtable
Roundtable kesehatan diselenggarakan di Jakarta oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) dan Universitas Nottingham (UoN), dengan dukungan dari Equatorise, sebuah firma konsultan asal London. (Foto: Dok.)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam upaya bersama yang menandai babak baru dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi di Indonesia, sebuah roundtable kesehatan diselenggarakan di Jakarta oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) dan Universitas Nottingham (UoN), dengan dukungan dari Equatorise, sebuah firma konsultan asal London.

Acara ini tidak hanya mempertemukan para ahli dari kedua negara tetapi juga menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi kesenjangan dalam perawatan kesehatan ibu.

Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam kesehatan ibu dan anak, dengan peringkat kedua tertinggi MMR di Asia Tenggara pada tahun 2020 dan prevalensi stunting pada 2022.

Tantangan ini menghambat kemajuan nasional dan potensi masa depan negara. Roundtable yang diadakan pada 6 Juni ini bertepatan dengan kunjungan delegasi UoN ke Indonesia, mempertemukan para ahli dari UoN dan perwakilan dari KADIN Indonesia.

Para ahli mempresentasikan temuan mereka tentang disparitas kesehatan ibu di Indonesia dan mengusulkan solusi inovatif, termasuk teknologi genomik untuk perawatan yang dipersonalisasi dan analisis data besar untuk meningkatkan hasil kelahiran.

“Mengatasi tantangan ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk serta mempersiapkan Generasi Emas Indonesia di tahun 2045. Memanfaatkan teknologi genomik dalam perawatan ibu dan anak akan memberikan perawatan dan intervensi yang dipersonalisasi yang dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan hasil kesehatan ibu dan anak,” kata Komite Bilateral Inggris & Irlandia di KADIN yang juga merupakan Managing Partner & CEO Equatorise Advisory, Steven Marcelino.

Rektor dan Wakil Rektor Universitas Nottingham Professor Jane E. Norman, menyoroti pentingnya perhatian khusus pada perawatan kesehatan terkait kehamilan.

"Kesehatan kehamilan dan ibu merupakan bidang yang masih kurang berkembang. Contohnya adalah pemanfaatan Viagra untuk mengembangkan terapi yang mencegah kontraksi otot prematur saat persalinan. Sayangnya, regulasi yang ada saat ini menghambat perusahaan farmasi, membuat ini tidak menguntungkan untuk berinvestasi dalam obat-obatan terkait kehamilan," ujarnya.

Dosen Madya Kebidanan/Pemimpin Profesional, Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan dari Universitas Nottingham, Dr. Louise Walker menambahkan, standardisasi pendidikan dan praktik kebidanan di Indonesia sangat penting untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu.

“Menyusui menawarkan banyak manfaat, termasuk pengurangan risiko obesitas, diabetes, dan kanker payudara. Kita juga perlu penelitian yang komprehensif tentang dampak perawatan pasca persalinan pada wanita dan bayi baru lahir," ucapnya.

Pemimpin Warisan Kesehatan dari Dewan Penasehat Bisnis ASEAN (ASEAN BAC) dan Ketua Komite Tetap Inovasi Kesehatan di KADIN, serta COO Pathgen Diagnostik, Dr. Michael Rampangilei menggarisbawahi bahwa kemitraan dengan Kementerian Kesehatan Indonesia bertujuan untuk merombak pendidikan kesehatan.

“Skrining prenatal (NIPT) dan undang-undang kesehatan terbaru penting untuk meningkatkan penggunaan ultrasound di layanan kesehatan primer,” ucapnya.

Dr. dr. Ivan Sini, Komisaris Utama dari Bundamedik Healthcare System (BMHS), menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk meningkatkan sumber daya dan inovasi dalam layanan kesehatan.

"Tantangan seperti kekurangan tenaga kesehatan dan kesenjangan pendidikan perlu diatasi melalui kerjasama dengan mitra internasional."

Di akhir diskusi, Dr. Bagus Muljadi, Asisten Profesor di Universitas Nottingham, menegaskan kembali komitmen UoN untuk mendorong kemitraan dan kolaborasi dengan institusi Indonesia seperti UI, ITB, dan UGM.

"Kami sangat antusias dengan pengembangan pusat translasi di Jawa Barat, yang akan menjadi pusat untuk menerjemahkan penelitian akademik ke dalam aplikasi praktis."

Diskusi roundtable ini menghasilkan beberapa langkah konkret yang akan diambil oleh kedua belah pihak, termasuk penjelajahan peluang untuk proyek penelitian multi-negara, standarisasi praktik kebidanan, advokasi untuk peningkatan pendanaan untuk kesehatan ibu, dan pengembangan kerangka kerja untuk mendukung penggunaan alat diagnostik di daerah pedesaan.

Komitmen bersama ini menunjukkan tekad yang kuat untuk bekerja sama dan mengatasi kesenjangan kritis dalam perawatan kesehatan ibu di Indonesia. Dengan memanfaatkan keahlian penelitian dan semangat kolaborasi, Equatorise bersama KADIN Indonesia dan Universitas Nottingham, berharap dapat mewujudkan perubahan positif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan tujuan Equatorise yaitu untuk mendukung percepatan kemajuan kesehatan Indonesia melalui riset dan penggunaan teknologi terbarukan, serta membantu perusahaan Indonesia go global dan perusahaan Inggris/Eropa menemukan nilai di pasar Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya