Liputan6.com, Yogyakarta - Selama ini, keraton yang banyak dikenal masyarakat adalah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo. Ternyata, ada keraton lainnya yang berada di luar Pulau Jawa dan belum banyak diketahui.
Mengutip dari kemenparekraf.go.id, keraton di luar Pulau Jawa juga menyimpan banyak sejarah. Keraton-keraton tersebut tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Berikut deretan keraton di luar Pulau Jawa:
1. Istana Maimun
Advertisement
Istana Maimun yang berada di Sumatra Utara merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Deli. Saat ini, Istana Maimun dialihfungsikan sebagai museum.
Baca Juga
Konon, istana ini dibangun sebagai bukti cinta Sultan Ma’mun Al Rashid Perkasa Alamsyah yang memerintah Kerajaan Deli pada 1873-1924 kepada sang permaisuri. Nama Istana Maimun konon juga diambil dari nama permaisuri sultan yang bernama Siti Maimunah.
Istana Maimun menjadi salah satu ikon Kota Medan yang memiliki ciri khas bangunan yang megah. Arsitektur keraton ini memadukan corak Eropa, Persia, India, Melayu, dan Indonesia dengan beragam perabot yang didatangkan dari Belanda dan Inggris.Â
2. Keraton Kadariah
Keraton Kadariah atau Istana Kadariah merupakan bangunan bersejarah milik Kerajaan Pontianak. Bangunan ini memiliki sejarah pembangunan yang cukup panjang yang dimulai dari sosok Sayyid Syarif Abdurrahman Aljkadrie.
Saat mencari pemukiman baru, ia mendapatkan lokasi yang cukup strategis. Ia kemudian mendirikan Keraton Kadariah dan menjadi raja pertama di Kerajaan Pontianak.
Bangunan ini memiliki daya tarik berupa 13 meriam kuno buatan Portugis dan Perancis yang berfungsi sebagai sistem keamanan kerajaan. Selain itu, juga terdapat beberapa koleksi benda bersejarah, seperti kursi raja, pakaian raja, cermin, keris, hingga meja giok. Menariknya, di Keraton Kadariah juga terdapat Al-Quran yang ditulis langsung oleh Sultan Abdurrahman.
Â
Kedaton Kutai Kartanegara
3. Kedaton Kutai Kartanegara
Kedaton Kutai Kartanegara berlokasi di belakang Museum Mulawarman, Kalimantan Timur. Bangunan keraton ini merupakan bangunan milik Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang revitalisasi pada 2001.
Bangunan dengan desain megah dan arsitektur klasik ini tetap mengadopsi bentuk istana terdahulu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Alimuddin (1899-1910 M). Bedanya, Kedaton Kutai Kartanegara menghadap arah barat membelakangi Sungai Mahakam, sedangkan istana terdahulu menghadap Sungai Mahakam.
Bangunan ini memiliki area terbuka dengan singgasana berlapis emas, ruangan gamelan, ruang tidur pengantin, serta ruangan pameran memorabilia peninggalan Kesultanan Kutai.
4. Keraton Sambas
Keraton Sambas menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Sambas di tepi Kota Sambas, Kalimantan Barat. Bangunan keraton ini dikenal dengan nama Istana Alwatzikhoebillah.
Keraton Sambas dibangun sejak pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim pada 1933. Pada 1935, tempat ini baru resmi ditempati. Keraton Sambas memiliki daya tarik berupa warna kuning yang megah.
Bangunan yang menjadi kawasan cagar budaya ini berdiri di atas lahan seluas lebih dari 16.000 meter persegi. Adapun kawasan Keraton Sambas terdiri dari beberapa bangunan, di antaranya dermaga perahu, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dan masjid.
5. Keraton Buton
Keraton Buton di Pulau Sulawesi dikenal dengan nama Benteng Wolio. Keraton ini terletak di Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.Â
Benteng seluas sekitar 23,3 hektare ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Benteng Terluas di Dunia. Benteng yang dibangun oleh Raja Buton III, La Sangaji (bergelar Kaimuddin), pada abad ke-16 ini masih bertahan dengan kondisi baik.
Keraton Buton di puncak bukit dan lereng terjal yang merupakan keraton sekaligus benteng ini juga masih kokoh dan bertahan dari ancaman musuh dalam kurun waktu lebih dari empat abad. Keraton Buton menjadi salah satu keraton di luar Pulau Jawa yang menyimpan sejarah.
Â
Penulis: Resla
Advertisement