Kisah Siswa Surabaya Raih Medali Perak ICIA 2024 Award di Thailand

Berkompetisi dalam bidang Ilmu Hayati, Alexandra menunjukkan dedikasinya melalui penelitian bertajuk "Pengembangan Bahan Biodegradable dan Antibakteri untuk Masker".

oleh Tim Regional diperbarui 11 Jul 2024, 10:21 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 21:46 WIB
Surabaya
Alexandra Jance Tanihaha, siswa kelas 11 dari Xin Zhong School Surabaya, berhasil meraih medali perak dalam World Creativity and Innovation ICIA 2024 Award yang berlangsung di King Mongkut’s University of Technology Thonburi (KMUTT), Thailand.

Liputan6.com, Surabaya - Alexandra Jance Tanihaha, siswa kelas 11 dari Xin Zhong School Surabaya, berhasil meraih medali perak dalam World Creativity and Innovation ICIA 2024 Award yang berlangsung di King Mongkut’s University of Technology Thonburi (KMUTT), Thailand.

Berkompetisi dalam bidang Ilmu Hayati, Alexandra menunjukkan dedikasinya melalui penelitian bertajuk "Pengembangan Bahan Biodegradable dan Antibakteri untuk Masker".

Proyek penelitian ini tidak hanya memerlukan kerja keras, tetapi juga kolaborasi intensif dengan rekan satu timnya.

“Bergabung dengan Lomba Peneliti Belia di bidang ilmu hayati memerlukan waktu berjam-jam untuk bertukar pikiran guna menemukan topik penelitian. Kami melakukan banyak panggilan telepon dan pertemuan dengan guru untuk memutuskan topik yang tepat,” ujarnya.

Penelitian Alexandra terbagi menjadi dua bagian utama. Rekan satu timnya fokus pada aspek biodegradable, sementara Alexandra bereksperimen pada aspek antibakteri. 

“Setiap hari kami datang ke laboratorium selama satu atau dua jam untuk mengerjakan penelitian kami. Bahkan seringkali harus bolos kelas demi mengejar hasil maksimal,” tambah Alexandra.

Setelah temuan dari laboratorium berhasil didapatkan, Alexandra dan tim segera menulis laporan penelitian serta mendesain poster untuk presentasi. Pada hari pertama acara, mereka memasang poster dan menunggu giliran untuk dinilai oleh para juri.

Di hari kedua, kabar baik datang. Alexandra dan timnya berhasil masuk ke babak 10 besar se-provinsi dan harus mempresentasikan hasil penelitian mereka di hadapan para juri menggunakan PowerPoint. Mereka juga harus siap menjawab berbagai pertanyaan kritis dari para juri.

Keberhasilan di Lomba Peneliti Belia tidak hanya memberi kebanggaan, tetapi juga inspirasi. Alexandra bertekad memulai sebuah organisasi bernama EcosySTEM yang bertujuan untuk mempromosikan pembelajaran sains.

Setelah kesuksesan di tingkat provinsi, Alexandra dan timnya terpilih untuk mengikuti International Creativity and Innovation Awards di Bangkok, Thailand.

Acara ini melibatkan inovasi dari 15 negara di seluruh dunia, di mana juri menilai poster dan mengajukan pertanyaan tentang inovasi yang dipresentasikan.

Puncak dari perjuangan ini adalah ketika Alexandra dan timnya diumumkan sebagai peraih medali perak. Prestasi ini tidak hanya membawa nama baik sekolah, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan dedikasi dapat menghasilkan pencapaian luar biasa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya