Liputan6.com, Gorontalo - Hari ke empat kemarin pencarian korban longsor tambang Suwawa dikabarkan nihil. Pencarian terkendala dengan cuaca buruk hingga hujan lebat yang mengguyur wilayah Gorontalo sampai dengan hari ini, Kamis (11/07/2024).
Meski begitu, pencarian hal kelima tetap dilakukan meski kondisi cuaca tidak memungkinkan. Pencarian dilakukan di lokasi wilayah pertambangan ilegal titik bor 1, yang merupakan lokasi terparah.
Advertisement
Baca Juga
Selain terkendala cuaca, terinformasi di lokasi pencarian kerap terjadi longsor susulan. Hal ini membuat tim gabungan Basarnas Gorontalo harus ekstra hati-hati dan waspada dengan longsor tersebut.
“Di hari keempat ini curah hujan cukup tinggi sejak tadi malam, jadi untuk sementara hingga saat ini operasi SAR dihentikan. Untuk personel di atas yang naik di hari pertama dan kedua nanti akan digantikan,” ungkap Heriyanto Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Gorontalo.
Selain pencarian korban di lokasi longsor yang dihentikan sementara, operasional helikopter milik Polri juga belum bisa difungsikan untuk mengevakuasi korban dan atau mengirimkan bantuan logistik.
Sebanyak 137 personel gabungan telah disiapkan untuk menggantikan personel sebelumnya yang telah melakukan pencarian di hari pertama dan kedua. Satu unit alat berat di titik bor 13 juga terpaksa dihentikan sementara.
Terkait dengan waktu evakuasi para korban selamat dan meninggal dunia, Heriyanto menjelaskan akan berlangsung selama tujuh hari sejak hari kejadian. Waktu tersebut bisa diperpanjang jika pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat.
Siapkan Kontainer Pendingin Jenazah
Sementara itu, pemerintah Provinsi Gorontalo menyiapkan kontainer pendingin untuk menyimpan jenazah korban longsor Tulabolo. Kontainer itu mengantisipasi jumlah jenazah yang sulit teridentifikasi sehingga belum dikebumikan.
“Kalau misalnya jumlah jenazah melebihi kapasitas itu kami pemerintah provinsi sudah menyiapkan seperti kontainer yang bisa didinginkan, itu yang akan digunakan sementara agar menjaga jenazah tidak menimbulkan bau di sekitarnya,” Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S Otoluwa.
Kontainer pendingin dibutuhkan di tengah keterbatasan pendingin jenazah di rumah sakit Gorontalo. Terinformasi pendingin jenazah hanya tersedia dua unit, sementara sudah dua jenazah yang hingga kemarin kondisinya belum teridentifikasi.
Advertisement