Antisipasi Gempa Megathrust dan Tsunami, BPBD Jatim Pasang Sirine dan EWS dari Banyuwangi hingga Pacitan

Gatot mengatakan, ada delapan wilayah pesisir selatan di Jatim yang berpotensi dilanda gelombang tsunami. Kedelapan wilayah itu tersebar di pesisir Banyuwangi di sebelah timur, hingga Pacitan yang ada di barat.

oleh Tim Regional diperbarui 20 Agu 2024, 12:29 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2024, 12:29 WIB
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat menunjukan sistem early warning Tsunami di pesisir pantai selatan Jatim di ruang kerjanya. (Foto: Dok BPBD Jatim)
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat menunjukan sistem early warning Tsunami di pesisir pantai selatan Jatim di ruang kerjanya. (Foto: Dok BPBD Jatim)

Liputan6.com, Surabaya - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur (BPBD Jatim) memasang sirine dan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) di delapan wilayah pesisir pantai selatan Jawa Timur.

Langkah itu dilakukan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat, agar mereka bisa menyelamatkan diri lebih awal, ketika terjadi gempa besar dan gelombang tsunami.

"Ada pemasangan-pemasangan EWS dan pemasangan sirine yang ditempatkan di pesisir pantai. Untuk pantai pastinya dikunjungi beberapa macam orang baik lokal maupun dari luar wilayah, sehingga perlu dipasang sirine, EWS dan rambu evakuasi apabila itu terjadi maka orang lokal dan luar bisa menyelamatkan diri,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Soebroto, Selasa (20/8/2024).

Gatot mengatakan, ada delapan wilayah pesisir selatan di Jatim yang berpotensi dilanda gelombang tsunami. Kedelapan wilayah itu tersebar di pesisir Banyuwangi di sebelah timur, hingga Pacitan yang ada di barat.  

“Disitu ada sesar aktif dimana ada lempeng indo Autralia dan Euroasia,” katanya.

Selain memasang EWS dan sirine, BPBD Jatim juga membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa akan risiko bencana yang mungkin terjadi.

“Salah satu langkah dari kami membuat Destana di beberapa wilayah yang punya potensi kerawanan. Di Jawa Timur ada 2742 desa yang punya potensi ancaman tinggi bencana,” tambahnya.

“Kita juga melakukan beberapa kegiatan di antaranya ekspedisi Destana dan simulasi kalau ada gempa besar dan diikuti tsunami,” pungkasnya.

Beragam Alat Deteksi

Diketahui, Early Warning System (EWS) tsunami menggunakan beberapa jenis alat untuk mendeteksi dan memperingatkan potensi bencana. Beberapa alat utama yang digunakan untuk mendeteksi gempa dan tsunami adalah seismograf, Buoy tsunami dan alat utuk mengukur sensor tekanan air.

Fungsi seismograf sendiri digunakan mendeteksi gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami.

Sementara itu, untuk Buoy Tsunami ditempatkan di laut terbuka dan dilengkapi dengan sensor tekanan untuk mengukur perubahan permukaan laut. Sedangkan, fungsi Sensor Tekanan dapat dipasang di dasar laut untuk mendeteksi perubahan tekanan air yang disebabkan oleh gelombang tsunami.

Infografis Gempa Megathrust Bayangi Jakarta
Infografis Gempa Megathrust Bayangi Jakarta (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya