Liputan6.com, Serang - Daerah blankspot jadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Serang. Selain itu, kondisi geografis juga menjadi permasalahan lainnya dalam distribusi logistik pemilu hingga sistem pengamanan gabungan oleh TNI-Polri. Kondisi geografis pengiriman logistik pemilu yang menjadi tantangan berupa menyebrangi sungai hingga ke pulau terluar, seperti ke Pulau Tunda.
"Paling rawan di Tirtayasa, utamanya Pulau Tunda, selain jarak juga kondisi geografis. Blank spot di daerah Tirtayasa, Kopo dan Pontang, koordinasi dengan Diskominfo kabupaten Serang," ujar AKBP Condro Sasongko, Kapolres Serang, Selasa, (27/08/2024).
Baca Juga
Kepolisian juga mengantisipasi TPS rawan banjir, kertas suara tertukar dan hilang, gesekan antar pendukung hingga sara pendistribusian logistik pemilu. Operasi mantap praja yang digelar Polres Serang berlangsung selama 117 hari. Pengamanan digelar bersama TNI, Satpol PP hingga kejaksaan. Guna penanganan hukum pelanggaran pemilukada, kepolisian bernaung dibawah Penegakkan Hukum Terpadu (Gakumdu) yang berisikan Bawaslu dan Kejaksaan.
Advertisement
"Dalam menangani pelanggaran pilkada ini, polri akan bekerja sama dengan kejaksaan dan Bawaslu guna menyelesaikan perkara dengan tuntas," terangnya.
Selesaikan Masalah Secara Musyawarah
AKBP Condro Sasongko meminta personel gabungan yang bertugas di Pilkada Serentak 2024 menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Kemudian tetap netral, profesional, serta mengutamakan nama baik institusi dalam bekerja. Jika terjadi persoalan di TPS atau lokasi tempat mereka bertugas, diharapkan bisa diselesaikan secara baik-baik agar tidak semakin meluas.
"Memetakan kerawanan tahapan pilkada, menjaga komitmen dan netralitas, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman terorisme. Kedepankan komunikasi publik dan upaya cooling sistem serta pengawasan dan pengendalian secara melekat," jelasnya.
Advertisement