Begini Penyebab Bau pada Ketiak pada Tubuh

Kelenjar apokrin, yang terdapat di area ketiak dan pangkal paha, menghasilkan keringat yang mengandung protein dan lemak

oleh Panji Prayitno diperbarui 31 Agu 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2024, 17:00 WIB
Wajib Tahu, Begini Penyebab Bau Pada Ketiak Pada Tubuh
Ilustrasi Penggunaan Tawas Sebagai Pengganti Deodorant Credit: pexels.com/Mareefe

Liputan6.com, Jakarta - Bau pada ketiak adalah masalah umum yang sering dialami banyak orang. Meskipun keringat adalah respons alami tubuh untuk mengatur suhu, pada beberapa orang, keringat berlebih atau bau yang tidak sedap dapat menjadi masalah.

Dirangkum dari berbagai sumber, bau ketiak tidak hanya mengganggu kenyamanan pribadi tetapi juga dapat memengaruhi interaksi sosial. Peran Keringat dalam Pembentukan Bau Salah satu penyebab utama bau ketiak adalah keringat.

Tubuh manusia memiliki dua jenis kelenjar keringat yakni kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Kelenjar ekrin terletak di seluruh tubuh dan berfungsi untuk mengeluarkan keringat yang sebagian besar terdiri dari air dan garam.

Kelenjar apokrin, yang terdapat di area ketiak dan pangkal paha, menghasilkan keringat yang mengandung protein dan lemak. Saat bakteri pada permukaan kulit memecah keringat ini, bau tidak sedap akan terbentuk.

Bakteri tertentu, seperti korinebakterium sangat efektif dalam memecah komponen keringat apokrin dan menghasilkan bau. Pengaruh Hormon dan Pubertas Perubahan hormon, terutama selama masa pubertas, dapat meningkatkan produksi keringat dari kelenjar apokrin.

Inilah sebabnya mengapa banyak remaja mulai mengalami bau ketiak selama masa pubertas. Hormon androgen, yang meningkat selama pubertas, merangsang kelenjar apokrin untuk memproduksi lebih banyak keringat.

Pada orang dewasa, ketidakseimbangan hormon juga bisa memicu keringat berlebih dan meningkatkan risiko bau ketiak. Kebersihan Tubuh yang Kurang Optimal Kebersihan tubuh yang kurang baik adalah faktor lain yang sering menjadi penyebab bau ketiak.

Tidak mencuci ketiak secara teratur atau tidak membersihkannya dengan baik dapat menyebabkan penumpukan bakteri dan sel-sel kulit mati. Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak dan menghasilkan bau.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 

Faktor Genetik

Menggunakan sabun antibakteri saat mandi dapat membantu mengurangi jumlah bakteri dan mengurangi bau yang tidak sedap. Pengaruh Makanan dan Minuman Beberapa jenis makanan dan minuman dapat memengaruhi bau tubuh, termasuk bau ketiak.

Makanan seperti bawang putih, bawang bombay, dan rempah-rempah beraroma kuat dapat menyebabkan keringat berbau lebih tajam. Minuman beralkohol juga bisa memengaruhi aroma tubuh karena tubuh memetabolisme alkohol dan melepaskannya melalui keringat.

Pola makan yang kaya akan lemak dan protein tinggi juga dapat memengaruhi bau tubuh karena keringat yang dihasilkan mengandung lebih banyak lemak yang bisa dipecah oleh bakteri. Pengaruh Kesehatan dan Penyakit Tertentu Beberapa kondisi kesehatan juga dapat memengaruhi bau ketiak.

Orang yang mengalami gangguan metabolisme tertentu, seperti trimethylaminuria, dapat mengalami bau tubuh yang sangat menyengat. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak mampu memecah senyawa trimetilamina, yang kemudian dikeluarkan melalui keringat, urine, dan napas, menciptakan bau amis yang kuat.

Selain itu, infeksi pada kulit atau kondisi kesehatan seperti diabetes juga dapat menyebabkan perubahan bau tubuh. Penggunaan Deodoran dan Antiperspiran Deodoran dan antiperspiran sering digunakan untuk mengatasi bau ketiak.

Deodoran berfungsi dengan menutupi bau, sementara antiperspiran bekerja dengan mengurangi produksi keringat. Namun, pada beberapa orang, penggunaan deodoran atau antiperspiran tertentu dapat menyebabkan iritasi kulit, yang kemudian memperparah bau.

Selain itu, bahan kimia dalam produk-produk ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, sehingga penting untuk memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhan pribadi.

Faktor Genetik Faktor genetik juga berperan dalam kecenderungan seseorang untuk mengalami bau ketiak. Beberapa orang secara alami memiliki lebih banyak kelenjar apokrin atau memiliki jenis bakteri kulit yang memproduksi bau lebih kuat.

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dari latar belakang etnis tertentu cenderung menghasilkan keringat yang memiliki komposisi kimia berbeda, yang dapat memengaruhi bau ketiak.

Dengan memahami faktor-faktor penyebab bau ketiak, kita dapat lebih efektif dalam mengatasinya. Menjaga kebersihan tubuh, memilih produk perawatan yang tepat, serta memperhatikan pola makan dan kesehatan adalah langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengurangi bau ketiak yang tidak sedap.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya