Audiensi ke Kemendagri, Brida Sultra Diminta Gunakan Pendekatan Aglomerasi dalam Berinovasi

Yusharto menekankan pentingnya pendekatan aglomerasi dalam berinovasi, sebuah pendekatan yang menggabungkan potensi sumber daya dan keunggulan masing-masing wilayah untuk menciptakan sinergi yang lebih besar.

oleh Tim Regional diperbarui 02 Sep 2024, 19:50 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 19:35 WIB
Yusharto saat audiensi terhadap Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sultra di Command Center BSKDN pada Senin, 2 September 2024. (Istimewa)
Yusharto saat audiensi terhadap Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sultra di Command Center BSKDN pada Senin, 2 September 2024. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mendorong Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) mengembangkan inovasi dengan pendekatan aglomerasi. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan efisiensi pemerintah daerah.

"Dalam pengembangan inovasi, daerah itu jangan dilihat sebagai daerah yang berdiri sendiri, tetapi dia harus dilihat sebagai aglomerasi, sehingga berbagai urusan daerah seperti pengelolaan sampah hingga pengendalian inflasi dapat lebih efisien," ungkap Yusharto saat audiensi terhadap Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sultra di Command Center BSKDN pada Senin, 2 September 2024.

Yusharto menekankan pentingnya pendekatan aglomerasi dalam berinovasi, sebuah pendekatan yang menggabungkan potensi sumber daya dan keunggulan masing-masing wilayah untuk menciptakan sinergi yang lebih besar.

Pendekatan ini memungkinkan daerah-daerah di Sulawesi Tenggara untuk memanfaatkan keunggulan komparatif dari masing-masing daerah, sehingga inovasi yang dihasilkan dapat lebih berdampak dan berkelanjutan.

"Inovasi tematik banyak dikembangkan untuk mendukung wilayah metropolitan. Jadi daerah itu jangan di liat sebagai daerah yang berdiri sendiri, tetapi dia harus dilihat sebagai aglomerasi. Ada berapa daerah yang bisa diintegrasikan pengelolaannya sehingga membentuk aglomerasi tanpa meninggalkan substansi otonominya," terangnya.

Yusharto mengimbau Pemprov Sultra untuk menghasilkan inovasi yang berfokus pada pemecahan masalah-masalah konkret yang dihadapi oleh masyarakat. Menurutnya, inovasi pada dasarnya harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

"Sejauh ini inovasi kesehtan dan pendidikan masih jadi yang paling tinggi, tetapi bukan berarti inovasi lainnya itu tidak ada gunanya. Tugas kita adalah membina inovasi terkait urusan lainnya agar sama-sama berkembang di Provinsi Sulawesi Tenggara," tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Optimalkan Tugas dan Fungsi Brida

Yusharto juga mendorong Brida Sultra untuk terus mengoptimalkan tugas dan fungsinya, sehingga perkembangan inovasi di Provinsi Sultra dapat terus meningkat dari tahun ke tahun.

Berikutnya, Yusharto juga mengapresiasi pencapaian yang telah ditunjukkan Pemprov Sultra dalam pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) yang terus meningkat. Dirinya berharap ke depan, ekosistem inovasi di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara akan semakin baik.

"Selamat untuk Provinsi Sulawesi Tenggara karena nilai IID nya tambah bagus, berkat adanya klinik inovasi yang sudah kita gagas beberapa saat yang lalu. Memang prinsipnya itu inovasi tidak ada matinya," pungkasnya.

Infografis Beda Putusan MK dan DPR Terkait Revisi UU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Beda Putusan MK dan DPR Terkait Revisi UU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya