Apa Temuan Zulhas soal Pupuk Bersubsidi di Lampung Selatan?

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, tidak menghadapi kendala.

oleh Ardi Munthe diperbarui 11 Nov 2024, 23:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2024, 23:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, saat berdialog dengan puluhan petani di Lampung Selatan.  Foto : (Liputan6.com/Ardi).
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, saat berdialog dengan puluhan petani di Lampung Selatan. Foto : (Liputan6.com/Ardi).

Liputan6.com, Lampung - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, tidak menghadapi kendala. Pernyataan tersebut disampaikan dalam kunjungan kerja bertema 'Rembuk Tani' yang dilaksanakan di Lapangan Tanjung Sari, Kecamatan Natar, pada Minggu pagi (10/11/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengadakan tiga kali rapat koordinasi di Jakarta bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Kehutanan, serta Badan Pangan Nasional.

Hasil dari koordinasi tersebut menunjukkan bahwa di wilayah Lampung Selatan, tidak ada keluhan terkait distribusi pupuk bersubsidi.

"Alhamdulillah, di sini di Lampung Selatan tidak ada masalah dengan pupuk. Namun, kami mendengar adanya masalah terkait polarisasi sawah dan saluran irigasi yang belum optimal. Ini menjadi prioritas kami untuk segera diperbaiki," kata Zulhas sapaan akrab Zulkifli.

Menurutnya, pemerintah akan fokus untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang terkena dampak hujan tidak merata, dengan dana untuk pembangunan bendungan dan saluran irigasi yang lebih baik. 

"Kami akan pastikan sawah yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal, dan irigasi yang belum ada akan segera dibangun," tambahnya.

Selain itu, Zulhas juga menyinggung peran Bulog dalam stabilisasi pangan, yang sedang dikaji. Kedepannya, Bulog diharapkan dapat berfungsi lebih maksimal dalam menyimpan komoditas pangan seperti jagung dan gabah untuk menjaga kestabilan harga.

Kemudian, mengenai masalah bibit jagung, Zulhas mengungkapkan bahwa masyarakat lebih mengutamakan kualitas bibit yang baik meski dalam jumlah yang lebih sedikit, daripada kualitas rendah dengan jumlah yang banyak.

Meski produksi pupuk meningkat 78 persen, Zulhas menegaskan bahwa kondisi kemarau panjang dan fenomena El Nino sempat memengaruhi hasil pertanian.

 "Dengan tambahan pupuk, produksi kita dapat bertahan, meskipun tantangan cuaca cukup besar. Kami berharap agar sinergi antara pemerintah, petani, dan pihak terkait lainnya dapat terus ditingkatkan demi kesejahteraan petani dan keberlanjutan produksi pangan di Indonesia," pungkasnya. 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya