Program Tampan, Targetkan 258 Ribu Ton Beras Dengan Polda Tumpang Sari di Kebun Sawit

Wakil Menteri BUMN meluncur Program Tampan besutan PT Perkebunan Nusantara untuk mewujudkan ketahanan pangan dengan pola tumpang sari di kebun sawit.

oleh Syukur diperbarui 01 Des 2024, 02:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2024, 02:30 WIB
Peluncuran Program Tampan untuk mewujudkan ketahanan pangan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Peluncuran Program Tampan untuk mewujudkan ketahanan pangan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminuddin Ma'aruf meresmikan program Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (Tampan) di Kabupaten Siak, Riau. Tampan bertujuan mewujudkan ketahanan pangan sebagaimana Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Program Tampan merupakan inisiasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui sub holding PTPN IV PalmCo. Perusahaan plat merah itu akan mengoptimalkan areal peremajaan sawit dengan pola intercropping atau tumpang sari tanaman padi.

 

Dalam 5 tahun ke depan, Program Tampan ditargetkan memproduksi 258 ribu ton beras. PTPN optimis tercapai karena mendapat dukungan penuh Kementrian BUMN berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, serta Institut Pertanian Bogor. 

Aminuddin mengatakan, Progam Tampan merupakan langkah tepat mengakselerasi target swasembada pangan nasional dengan memanfaatkan areal peremajaan sawit. Mekanisme intercropping atau tumpang sari menggunakan padi gogo.

Dia menilai Program Tampan merupakan langkah cerdas dari PTPN. Selain kebutuhan swasembada pangan, program ini menjawab kekhawatiran petani dalam masa transisi peremajaan sawit. 

"Tidak hanya membantu petani meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempercepat upaya Indonesia menuju swasembada pangan yang menjadi visi Presiden," kata Aminuddin.

Program ini diharap berkelanjutan karena saat ini Kementerian BUMN memiliki program Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat. Dengan demikian, petani tidak perlu ragu memasarkan hasil panen padi selama menunggu tanaman sawit yang diremajakan mulai menghasilkan. 

"Tadi sudah disampaikan bahwa Bulog akan jadi off-taker, mudah-mudahan dengan ekosistem yang sudah ada, menjawab keraguan petani utk peningkatan produktivitas," jelasnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Situ Bagendit

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menjelaskan, dari total perkebunan sawit rakyat seluas 6,94 juta hektare di seluruh Indonesia, 40 persen di antaranya atau sekira 2,8 juta hektare telah memasuki fase tanaman tua dan segera diremajakan. 

Dari jumlah itu terdapat potensi peremajaan seluas 400 ribu hektare per tahun. Dari angka tersebut, PTPN menargetkan dapat berkontribusi 40 ribu hektare per tahun. 

"Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang," jelasnya. 

Dari luasan itu, PTPN berpotensi memproduksi setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia. 

Dalam peluncuran program Tampan, IPB menyiapkan salah satu varietas padi gogo, Situ Bagendit. Rektor IPB University Prof Arif Satria menjelaskan, varietas tersebut dapat tumbuh di lahan sawah dan lahan kering. 

"Benih ini memiliki beberapa keunggulan, mulai dari tahan terhadap penyakit blas, tungro, dan hawar daun bakteri, toleran kekeringan serta produktivitas rata-rata 4,0 ton GKP/ha di lahan kering dan 5,5 ton GKP/ha di lahan sawah," paparnya 

Ia menjelaskan, kajian potensi intercropping padi gogo di lahan PSR ini mampu mendukung swasembada beras dengan potensi nasional mampu menghasilkan tambahan 1,1 juta ton beras melalui target peremajaan seluas 400.000 hektare per tahun. 

Dia berharap program ini terus berjalan dan diperluas. IPB bakal mengerahkan mahasiswa dan dosen terlibat dalam penelitian dan pengembangan di lapangan dengan mengusung pendekatan smart agronomis serta artificial intelligence agar sukses.

"Kami ada prodi Smart Agriculture dengan pendekatan engineering yang presisi, kami juga kembangkan AI yang support, tanpa kolaborasi, kita tidak akan bisa sukseskan program ini," urainya. 

Kembali ke Khittah

Direktur PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menambahkan, Sub Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) tersebut siap melaksanakan Program Tampan dengan bekerjasama para petani sawit plasma. Dia bersyukur program ini mendapat dukungan positif dari para petani. 

"Insya Allah semangat kami kembali ke khittah sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang bersama petani akan semakin optimal, terutama saat ini dalam semangat mendukung kemandirian pangan nasional," tuturnya. 

Kegiatan kick off Program Tampan diwarnai peluncuran salah satu varietas unggulan hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara, yaitu NUSAKlon yang disebut memiliki produktivitas lebih tinggi dari yang ada saat ini. 

Selain itu, PTPN turut menyerahkan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan, seperti seed planters mekanis untuk mendukung produktivitas petani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya