Abdul Mu'iz, Perintis Pertama Gelar Pahlawan Nasional Indonesia

Perjalanan hidup Abdul Mu'iz mengambil arah yang menentukan ketika dia bergabung dengan Syarikat Islam, organisasi politik pertama di Indonesia.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 03 Jan 2025, 00:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2025, 00:00 WIB
Ilustrasi pahlawan nasional Indonesia
Ilustrasi pahlawan nasional Indonesia. (Image by pikisuperstar on Freepik)

Liputan6.com, Yogyakarta - Dalam deretan panjang 191 pahlawan nasional Indonesia, nama Abdul Mu'iz menempati posisi istimewa sebagai penerima pertama gelar tertinggi negara tersebut. Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Abdul Mu'iz pada 30 Agustus 1959 menjadi tonggak sejarah yang menandai dimulainya tradisi penghormatan terhadap tokoh-tokoh perjuangan bangsa.

Mengutip dari berbagai sumber, latar belakang Abdul Mu'iz sebagai putra Sultan Minangkabau membuka kesempatan pendidikan yang tidak lazim bagi pribumi pada masa itu. Kesempatannya bersekolah di Sekolah Kedokteran Tribumi Hindia Belanda merupakan privilese yang hanya dinikmati segelintir pribumi.

Akan tetapi, takdir membawanya ke jalur berbeda ketika sensitivitasnya terhadap darah memaksa ia menghentikan studi kedokterannya. Perjalanan hidup Abdul Mu'iz mengambil arah yang menentukan ketika dia bergabung dengan Syarikat Islam, organisasi politik pertama di Indonesia.

Keputusan ini menjadi titik balik yang mengubah arah perjuangannya dari dunia medis ke ranah pergerakan nasional. Melalui organisasi ini, ia mulai meletakkan fondasi bagi gerakan kemerdekaan Indonesia.

Kontribusi Abdul Mu'iz dalam pergerakan kemerdekaan semakin menonjol melalui karya-karya jurnalistiknya. Kepiawaiannya dalam berbahasa menjadi senjata dalam membangkitkan kesadaran nasional.

Tulisan-tulisannya di berbagai media massa kolonial menjadi corong perjuangan yang menyuarakan aspirasi kemerdekaan dengan cara yang lebih halus namun mengena. Keahlian linguistiknya tidak hanya terbatas pada penulisan artikel-artikel politik.

Abdul Mu'iz juga berkontribusi dalam pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Upayanya dalam memperkenalkan dan mengembangkan bahasa Indonesia melalui tulisan-tulisannya menjadi salah satu legacy dalam sejarah perkembangan bahasa nasional.

Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Abdul Mu'iz tidak terlepas dari kompleksitas perjuangannya. Sebagai tokoh pergerakan nasional, dia memilih jalur intelektual dan kultural dalam melawan kolonialisme.

Strategi ini terbukti efektif dalam membangun kesadaran nasional tanpa menimbulkan konfrontasi fisik yang merugikan. Status Abdul Mu'iz sebagai pahlawan nasional pertama menjadi cerminan penghargaan negara terhadap perjuangan melalui jalur diplomasi dan intelektual.

Penganugerahan ini juga menandai pengakuan terhadap pentingnya perjuangan non-fisik dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Kontribusinya dalam Syarikat Islam, jurnalisme, dan pengembangan bahasa Indonesia meletakkan dasar bagi perkembangan nasionalisme Indonesia.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya