Babon ANIEM Kotabaru, Cikal Bakal Masuknya Jaringan Listrik di Yogyakarta

Bangunan ini merupakan sebuah gardu listrik dari jaringan listrik yang ada di Kotabaru. Pada 1914, ANIEM mulai membangun jaringan lsitrik di Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 15:00 WIB
Kotabaru
Kotabaru merupakan kawasan yang dibangun oleh aristek Belanda pada 1800-an dan ditempati oleh pejabat pabrik gula di Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta - Babon ANIEM Kotabaru merupakan bangunan cagar budaya yang berlokasi di persimpangan Jalan F.M. Noto, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta. Bangunan ini berbentuk persegi dengan taman di sekelilingnya.

Mengutip dari kebudayaan.jogjakota.go.id, masyarakat sekitar mengenal bangunan ini dengan nama Babon ANIEM. ANIEM merupakan singkatam dari Algemene Nederlandsch Indische Electrisch Maatscapij, yakni perusahan penyedia listrik swasta yang ada di Hindia Belanda.

Bangunan ini merupakan sebuah gardu listrik dari jaringan listrik yang ada di Kotabaru. Pada 1914, ANIEM mulai membangun jaringan lsitrik di Yogyakarta.

Sebagai salah satu kawasan hunian penting bagi masyarakat Eropa kala itu, Kotabaru mendapatkan prioritas pembangunan jaringan listrik. Selain listrik, kawasan Kotabaru juga telah dilengkapi dengan saluran pipa air bersih, jaringan telepon, dan saluran drainase yang memadai.

Adapun Babon ANIEM dibangun sekitar 1918. Fungsinya sebagai pengatur dan pembagi daya listrik di kawasan Kotabaru.

Saat ini, tersisa tiga Babon ANIEM di Yogyakarta yang masih berdiri, yaitu Babon ANIEM Kotabaru, Babon ANIEM di depan Taman Parkir Abu Bakar Ali, dan Babon ANIEM di Pasar Kota Gede. ANIEM yang mendapatkan konsensus untuk menyediakan listrik di Yogyakarta pada 1914 pun membutuhkan waktu lima tahun untuk membangun jaringan listrik di Yogyakarta.

Adapun kawasan yang mendapatkan pasokan listrik paling awal adalah wilayah njero benteng, Loji Gede, Loji Cilik, Malioboro, dan Kotabaru. Daya listrik yang mengalir di Kota Yogyakarta berasal dari pembangkit yang ada di Tuntang, Kabupaten Semarang.

Sebelumnya, Pemerintah Kolonial Belanda mulai membangun jaringan listrik dari Semarang ke Yogyakarta mulai 1904. Pembangunan tersebut baru selesai pada 1918.

Pada 1919, terjadi peningkatan permintaan sambungan listrik di Yogyakarta. Hal ini membuat ANIEM memutuskan untuk membangun pembangkit listrik tenaga diesel yang kemudian selesai dibangun pada 1922.

Hingga pada 1939, hampir seluruh wilayah Kota Yogyakarta telah dialiri listrik, mulai dari Pingit hingga Wirobrajan. Bahkan, listrik juga mengalir untuk kepentingan penerangan jalan umum.

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya