Amalan Jumat Terakhir Rajab, Jangan Kelewatan

Amalan pada Jumat terakhir bulan Rajab menjadi pengingat akan pentingnya kontinuitas spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Jan 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 12:00 WIB
Mengenal Bulan Rajab
Ilustrasi Berdoa Credit: shutterstock.com... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Menjelang berakhirnya bulan Rajab 1446 H, umat Islam diajak untuk mengamalkan tradisi yang diyakini dapat memberkahi rezeki sepanjang tahun melalui amalan khusus pada Jumat terakhir bulan suci tersebut. Jumat terakhir pada bulan Rajab jatuh pada 24 Januari ini.

Bulan Rajab, yang merupakan salah satu dari empat bulan mulia dalam kalender Islam, memiliki serangkaian tradisi yang telah diwariskan oleh para ulama. Tepatnya pada Jumat terakhir bulan Rajab, yakni 24 Januari 2025, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan amalan khusus yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan beragama.

Sumber dari kalangan ulama pesantren dan akademisi keislaman mencatat bahwa amalan yang diwariskan oleh para alim ulama ini memiliki dimensi spiritual dan praktis. Amalan yang dimaksud adalah membaca kalimat "Ahmad Rasûlullâh Muhammad Rasûlullâh" sebanyak 35 kali pada saat khatib berada di antara khutbah kedua saat shalat Jumat.

Mengutip dari kitab-kitab karya ulama terkemuka mengungkapkan bahwa amalan ini memiliki tujuan spesifik dalam memberikan keberkahan rezeki. Dokumen keagamaan yang dirujuk menjelaskan bahwa praktik ini telah diwariskan secara turun-temurun di kalangan pesantren dan komunitas Islam tradisional.

Kementerian Agama RI dalam kalender Hijriah telah menetapkan bulan Rajab 1446 H dimulai pada 1 Januari 2025. Hal ini menandakan bahwa momentum spiritual tahunan ini kembali hadir dalam kehidupan umat Islam di Indonesia.

Para ahli kajian keislaman menerangkan bahwa bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam yang memiliki kedudukan istimewa. Bulan ini dianggap sebagai momentum untuk memperbanyak istgfar dan amal saleh.

Praktik membaca kalimat tersebut di antara khutbah Jumat memiliki makna tersendiri dalam tradisi keagamaan. Hal ini tidak sekadar ritual, melainkan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan keberkahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dokumentasi dari berbagai sumber pesantren menunjukkan bahwa amalan ini telah dipraktikkan secara meluas di berbagai wilayah. Sejumlah pengampu pesantren dan tokoh agama secara konsisten melestarikan tradisi spiritual ini sebagai bagian dari warisan keilmuan Islam.

Kementerian Agama memandang praktik keagamaan seperti ini sebagai bagian penting dari upaya menjaga tradisi spiritual yang positif. Hal ini sejalan dengan semangat moderasi beragama yang diusung dalam berbagai kebijakan keagamaan di Indonesia.

Menjelang berakhirnya bulan Rajab, umat Islam diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya. Amalan pada Jumat terakhir bulan Rajab menjadi pengingat akan pentingnya kontinuitas spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya