Wall Street Menguat Ditopang Data Manufaktur AS

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ditopang data sektor manufaktur AS dan penguatan saham-saham lapis dua.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 23 Mei 2014, 04:47 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2014, 04:47 WIB
Bursa Saham AS
(Foto: Bloomberg)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ditopang data sektor manufaktur AS dan penguatan saham-saham lapis dua.

Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks S&P 500 tercatat naik 0,2% menjadi 1.892,55. Sedangkan Indeks Russel 2000 yang memuat saham-saham lapis dua naik 0,9%.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (23/5/2014), haga saham Best Buy Co dan Williams-Sonoma Inc (WSM) naik setidaknya 3,5% pada perdagangan hari ini. Best Buy Co, peritel alat elektronik melaporkan laba kuartal I 2014 yang jauh lebih tinggi dari ekspektasi.

Tak hanya itu, pergerakan pasar pada hari ini juga ditopang oleh sejumlah data ekonomi AS yang menunjukkan pemulihan. The Markit Economics merilis Indeks awal manufaktur AS meningkat menjadi 56,2 pada bulan Mei, dari 55,4 pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, penjualan kembali rumah di AS naik pada April dan pasokan properti di pasar mencapai level tertinggi sejak Agustus 2012. Peningkatan ini salah satunya akibat perlambatan kenaikan harga properti

Indeks S&P 500 menguat 0,8% pada perdagangan kemarin, menghapus penurunan pada hari-hari sebelumnya. Hasil pertemuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) menjadi salah satu alasan penguatan saham-saham di Wall Street.

Pengumuman hasil pertemuan The Fed yang dilakukan pada 29-30 April kemarin menunjukkan bahwa mereka sedang membahas untuk mengakhiri pengetatan kebijakan moneter yang selama ini telah dijalankan. Namun dalam pertemuan tersebut belum memutuskan instrumen seperti apa yang akan digunakan untuk mengakhiri kebijakan tersebut.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga dibahas beberapa pendekatan untuk mengakhiri kebijakan suku bunga rendah. Namun mengenai kapan waktu yang tepat, para gubernur Bank Sentral AS belum memutuskannya. Bahkan kemungkinan besar belum akan dilakukan dalam waktu dekat ini. (Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya