Wall Street Menguat Respons Rilis Data Ekonomi AS

Bursa saham AS ditutup menguat karena para pedagang mengabaikan data pertumbuhan ekonomi AS yang berkontraksi pada kuartal I 2014.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 30 Mei 2014, 04:46 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2014, 04:46 WIB

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) karena para pedagang mengabaikan data pertumbuhan ekonomi AS yang menyusut pada kuartal I 2014 dan bertaruh akan ada penguatan di kuartal selanjutnya.

Dilansir dari Reuters, Jumat (30/5/2014), indeks saham S&P 500 cetak rekor tertinggi dengan naik 10,25 poin atau 0,54% menjadi 1.920,03. Sementara indeks saham Dow Jones juga ikut naik 65,56 poin atau 0,39% menjadi 16.698,74. Indeks sagham Nasdaq menguat 22,87 poin atau 0,54% menjadi 4.247,95.

Klaim tunjangan pengangguran di AS turun 27 ribu menjadi 300 ribu pada pekan lalu, atau melebihi ekspektasi. Hal ini menunjukkan adanya penguatan pasar tenaga kerja dan memberikan alasan investor untuk memborong saham-saham di Bursa AS.

Data Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal I 2014 mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, meski sejumlah sinyal mengindikasikan telah kembali pulih.

PDB AS merosot 1% (year on year) pada kuartal I 2014. Penurunan ini lebih besar dari proyeksi, setelah dilaporkan sebelumnya adanya kenaikan 0,1%.

Analis Citi mengatakan, perekonomian AS bisa tumbuh hampir 4% pada kuartal II 2014, sementara Goldman Sachs menaikkan ekspektasi menjadi 3,9%.

Harga saham Hillshire Brands (HSH.N) melonjak 17,7% menjadi US$ 52,76 setelah Tyson Foods (TSN.N) berniat membeli perusahaan itu dengan harga US$ 6,8 miliar, atau di atas harga penawaran yang diajukan Pilgrim Pride (PPC.O). Saham Tyson langsung melejit 6,1% menjadi US$ 43,25. Sementara harga saham Pilgrim langsung merosot 1,1% menjadi US$ 25,09.

Begitupun dengan harga saham Apple (AAPL.O) ditutup naik 1,8% menjadi US$ 635,38, setelah sempat mencetak rekor tertinggi dalam satu setengah tahun di level US$ 636,87, sehari setelah pembuat iPhone tersebut mengumumkan akan membeli perusahaan streaming musik dan perlengkapan audio, Beats sekitar US$ 3 miliar. (Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya