Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Sentimen dalam negeri masih akan mendominasi gerak laju IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG menguat belum terlihat membesar sehingga memiliki kecenderungan rentan terhadap tekanan. Hal itu melihat IHSG mengalami techical rebound dengan sifat terbatas pada penutupan perdagangan saham Senin 6 Oktober 2014. IHSG ditutup naik 50,79 poin ke level 5.000.
William memperkirakan, IHSG bergerak di kisaran 4.933-5.054 pada perdagangan saham Selasa (7/10/2014). Menurut William, level support IHSG di 4.933 terjaga cukup kuat dan teruji sehingga berpotensi melanjutkan penguatan.
Advertisement
"Pergerakan IHSG sedang berusaha menuju titik konfirmasi pada resistance di level 5.054, jika berhasil di atas level resistance tersebut maka IHSG dapat dikatakan mulai kembali mengarah rebound lanjutan," kata William.
Hal senada dikatakan Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto. Ia menuturkan, IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Sejumlah sentimen domestik akan mempengaruhi laju IHSG.
"Pemilihan ketua MPR, dan pengumuman BI Rate yang diperkirakan tetap juga mempengaruhI IHSG," ujar David, saat dihubungi Liputan6.com
Sedangkan dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat di level 4.989-5.022.
"Indeks saham akan dipengaruhi oleh penantian pemilihan pimpinan MPR dan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan di level 7,5 persen," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.
Rekomendasi Saham
William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Sedangkan David merekomendasikan saham pilihan seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), BMRI, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Rekomendasi Teknikal
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko memilih saham PT Bank Mandiri Tbk untuk diperhatikan pelaku pasar.
"Ia melihat proses koreksi dalam saham Bank Mandiri akibat pelemahan regional dan rupiah mulai terbatas. Rekomen bargain hunting secara moderat," kata Yuganur.
Ia merekomendasikan masuk saham Bank Mandiri di level pertama Rp 9.675, level kedua Rp 9.625, dan cut loss point Rp 9.575. (Ahm/)