Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan lanjutkan penguatan dipicu sentimen potensi pengumuman kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) pada Selasa pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan. IHSG menguat ditunjang dari aliran dana investor asing kembali masuk ke bursa saham. Ditambah dolar Amerika Serikat yang melemah sehingga mengiring penguatan IHSG.
"Terlihat kenaikan IHSG masih akan berlanjut menuju level resistance 5.141 dan support berada di level 5.002 pada perdagangan saham Selasa pekan ini," ujar William, dalam ulasannya, Selasa (21/10/2014).
Advertisement
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, gerak IHSG cenderung variatif dengan kisaran 5.000-5.125. IHSG ditutup di bawah kisaran resistance 5.101 dinilai memberikan sinyal negatif. Apalagi belum ada sentimen kuat untuk mendongrak IHSG termasuk pengumuman kabinet Jokowi-JK.
"Saya kurang optimistis terhadap kabinet Jokowi-JK. Kelihatannya PDIP terlalu berperan. Maka ini sinyalnya jelek. Harapannya kabinet Jokowi-JK dapat diisi orang profesional," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
IHSG ditutup naik tipis 11,58 poin (0,23 persen) ke level 5.040. Level tertinggi IHSG berada di kisaran 5.101,21 dan terendah 5.040,53 pada penutupan perdagangan saham Senin 20 Oktober 2014. Penguatan indeks saham ditopang aksi beli investor asing mencapai Rp 760 miliar.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan menguat di kisaran level 5.020-5.080. Sentimen global dan domestik mempengaruhi laju IHSG. China akan merilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) III-2014 yang diperkirakan ke level 1,55 persen QoQ dibandingkan sebelumnya 2 persen.
Rekomendasi Saham
William merekomendasikan sejumlah saham untuk diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sedangkan Satrio merekomendasikan sell on strength saham.
Rekomendasi Teknikal
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) untuk menjadi pertimbangan pelaku pasar.
Ia merekomendasikan posisi beli secara moderat bila terjadi koreksi minor dalam kenaikan saham BBRI yang terlalu tajam dan rentan aksi ambil untung untuk kontinuasi swing naik. "Rekomendasi trading target Rp 11.100," ujar Yuganur.
Ia menuturkan masuk saham BBRI di level pertama Rp 10.775, level kedua Rp 10.675, dan cut loss point Rp 10.575. (Ahm/)