Rights Issue Adhi Karya Bakal Digelar Juli 2015

Selain menghimpun dana melalui mekanisme rights issue, Adhi karya juga berencana menghimpun dana pinjaman bank.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Jun 2015, 17:10 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 17:10 WIB
Adhi Karya
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) akan menerbitkan saham baru (rights issue) untuk mendanai pembangunan moda transportasi massal Light Rail Transit (LRT). Dalam rights issue ini, pemerintah akan memastikan menyertakan modal sebesar Rp 1,4 triliun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengatakan, rencana rights issue Adhi Karya telah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Adhi Karya satu-satunya BUMN Karya yang mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN). Oleh karena itu Adhi akan melakukan right issue," kata Rini, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Rini menambahkan, rights issue akan dilakukan pada bulan Juli 2015. Target dana yang bisa dikumpulkan dalam aksi korporasi tersebut kurang lebih Rp 3 triliun.

Selain menghimpun dana melalui mekanisme rights issue, Adhi karya juga berencana menghimpun dana dari pinjaman bank. "Jadi rights issue akan dilakukan satu bulan mendatang untuk modal pembangunan LRT. Nantinya juga ada tambahan pinjaman jangka panjang," tuturnya.

Direktur Utama Adhi Karya, Kiswo Dharmawan mengungkapkan, rights issue akan digunakan untuk membangun LRT koridor Cibubur-Bekasi yang memakan dana Rp 10 triliun, sedangkan sisanya Rp 7 triliun bersumber dari pinjaman.

Sebelumnya, Adhi berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 1,37 miliar saham biasa atau sebanyaknya 43,2 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan nominal Rp 100.

Dalam penawarannya, Adhi Karya mematok harga di kisaran Rp 2.000 per saham hingga Rp 2.700 per saham. Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, dari kisaran tersebut diperkirakan pelaku pasar akan menyerap harga Rp 2.400.

Alasan Hans memperkirakan harga tersebut karena pelaku pasar enggan menyerap harga rights issue sulit di level atas mengingat kinerja Adhi Karya melambat pada kuartal I 2015. Adhi Karya membukukan laba Rp 10,62 miliar pada kuartal I 2015, turun 34 persen dibanding periode yang sama 2014. "Proyek pemerintah belum masuk untuk ke laporan keuangan mereka," kata dia.

Hans menuturkan, harga yang ditawarkan di dalam rights issue cenderung lebih rendah dibanding dengan harga saham pada transaksi saat ini.  "Right issue tidak bisa terlalu tinggi karena harga sahamnya Rp 2.700. Biasanya rights issue di bawah harga pasar tetapi harga sedikit bergerak ke bawah," ujarnya.

Ia melanjutkan, harga saham untuk emiten pelat merah ini akan membaik seiring dengan turunnya proyek-proyek pemerintah. "Hampir proyek pemerintah dapat konstruksi BUMN, Adhi Karya dapat bagian. Memang LRT dialokasikan sesudah gagal di monorel. Jadi saya pikir dia butuh. Menurut instruksi pemerintah akan lebih baik," tukasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya