Aksi Beli Investor Asing Picu IHSG Naik 135 Poin ke Level 4.343

Aksi beli investor asing yang mencapai Rp 300 miliar telah mendorong kenaikan IHSG 135,90 poin ke level 4.343,70 pada Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Okt 2015, 16:19 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 16:19 WIB
20150910- Bursa Efek Indonesia-Jakarta
Karyawan tengah memantau pergerakan indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 14.329 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Senin pekan ini. Hal itu dipicu oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan bursa saham Asia.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (5/10/2015), IHSG naik 135,90 poin (3,23 persen) ke level 4.343,70. Indeks saham LQ45 menguat 4,62 persen ke level 733,70. Seluruh indeks saham acuan menghijau pada hari ini.

Ada 214 saham menguat sehingga mempertahankan IHSG di zona hijau. Akan tetapi, 72 saham melemah dan 89 saham lainnya diam di tempat. Pada perdagangan saham hari ini, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 4.346,37 dan terendah 4.242,01.

Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 291.615 kali dengan nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,38 triliun. Sementara volume perdagangan saham sekitar 5,5 miliar.

Secara sektoral, 10 sektor saham menguat. Bahkan sektor saham industri dasar mencatatkan kenaikan tertinggi mencapai 6,83 persen, disusul sektor saham keuangan naik 4,52 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 4,03 persen.

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar. Sementara pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 300 miliar. Saham-saham berkapitalisasi besar mencatatkan kenaikan tertinggi dan sebagai penggerak indeks saham.

Saham WIKA naik 12 persen ke level Rp 2.940 per saham, saham SMGR mendaki 10,44 persen ke level Rp 10.050 per saham, dan saham INTP menguat 9,8 persen ke level Rp 17.925 per saham. Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham terutama saham lapis kedua dan ketiga.

Saham DAJK turun 9,94 persen ke level Rp 326 per saham, saham LMPI turun 6,98 persen ke level Rp 120 per saham, dan saham NIRO susut 5,51 persen ke level Rp 120 per saham.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat pada awal pekan ini telah berdampak ke IHSG. Penguatan IHSG dan rupiah ini dipicu oleh penantian rilis paket kebijakan ekonomi jilid III. Selain itu, jelang laporan keuangan kuartal III juga mempengaruhi laju IHSG.

"Bursa saham global juga membaik sehingga berimbas ke IHSG," ujar William saat dihubungi Liputan6.com pekan ini.

Untuk sektor saham industri dasar yang menguat tajam, William menilai hal itu didorong dari penguatan saham-saham emiten semen. Hal itu lantaran pemerintah menurunkan tarif listrik industri sehingga berimbas ke emiten semen.

"Listrik industri dikabarkan akan turun sehingga berimbas ke saham semen," kata William.

Meski demikian, William menyarankan agar investor masih waspada terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS). "Pada Oktober ini masih ada pertemuan bank sentral AS, tetapi itu juga ada spekulasi kalau suku bunga bank sentral AS tetap bertahan, dan itu membuat pelaku pasar percaya diri," ujar William.

Sementara itu, bursa saham Asia cenderung menguat. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1,58 persen ke level 18.005. Diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 1,62 persen ke level 21.854 dan indeks saham Singapura mendaki 2,08 persen ke level 2.851,25. (Ahm/Igw)*

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya