Astra International Belum Minat Akuisisi Penuh Bank Permata

Astra International tidak terlalu khawatir dengan rencana kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Nov 2015, 16:50 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2015, 16:50 WIB
Bank Permata
Bank Permata

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) menyatakan belum berniat menambah kepemilikan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI). Saat ini, kepemilikan saham perseroan di bank Permata sekitar 44,6 persen.

Demikian diungkapkan oleh Direktur ASII Gunawan Geniusahardja usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). "Joint venture di Permata, kerja sama kami baik. Kami belum ada rencana untuk akusisi penuh," kata dia di Jakarta, Senin (16/11/2015). Selain Astra Internasional, Bank Permata juga dimiliki oleh Standard Chartered.

Sementara itu, Gunawan melanjutkan, perseroan tidak terlalu khawatir dengan rencana kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan dilakukan pada akhir tahun ini. Menurutnya, sudah sedari awal pelaku pasar telah menyesuaikan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut.

"The Fed rencana menaikan suku bunga cukup lama sejak awal 2015. Kami selalu memikirkan Desember naikkan suku bunga, tergantung berapa persen akan dinaikkan. Kalau kenaikan seandainya dilaksanakan akhir tahun, sesuai angka prediksi menurut saya pasar sudah menyesuaikan itu dengan baik. Kalau naik 25 basis poin pasar sudah menyesuaikan tidak terlalu terpengaruh kenaikan," jelasnya.

Sebagai informasi, sektor jasa keuangan ASII kurang memuaskan pada kuartal III 2015. Laba bersih jasa keuangan turun 21 persen dari Rp 3,8 triliun kuartal III 2014 menjadi Rp 2,9 triliun pada kuartal III 2015.

Beberapa anak usaha seperti PT Astra Sedaya Finance yang fokus pada pembiayaan roda empat mengalami penurunan laba bersih 17 persen ke Rp 722 miliar. Lalu, PT Bank Pertama Tbk mengalami penurunan laba bersih 24 persen menjadi Rp 938 miliar.

Sementara, PT Federal International Finance yang fokus pada pembiayaan roda dua mengalami kenaikan laba bersih 11 persen menjadi Rp 1,1 triliun. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya