Wall Street Tak Banyak Bergerak, Investor Menunggu Rapat The Fed

Penguatan saham di sektor energi tak begitu berpengaruh kepada gerak Wall Street.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Apr 2016, 04:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2016, 04:30 WIB
Wall Street
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Saham sektor energi menguat seiring kenaikan harga minyak pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Namun penguatan saham sektor energi ini tak begitu berpengaruh kepada gerak Wall Street karena investor lebih memilih untuk menunggu kebijakan yang siap dikeluarkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (27/4/2016), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 13,08 poin atau 0,07 persen ke level 17.990,32. S&P 500 menguat 3,91 poin atau 0,19 persen ke 2.091,70. Nasdaq melemah 7,48 poin atau 0,15 persen ke 4.888,31.

DJIA dan S&P 500 dalam beberapa hari terakhir memang bergerak mendekati rekor tertinggi yang pernah dicetak. Para investor bertanya-tanya faktor apa yang menggerakkan indeks sehingga bisa mendorong ke level tersebut.

Jika ditelusuri, hasil laporan keuangan emiten yang terdaftar di Wall Street tidak sebagus yang diperkirakan. Beberapa emiten di sektor teknologi yang diharapkan mampu mendorong membukukan kinerja yang cemerlang justru menunjukkan hasil yang tak menggembirakan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi AS juga sedang loyo. 

"Namun memang, dengan kenyataan tersebut investor tidak ada yang bergegas untuk melakukan aksi jual," jelas Managing Director Rosenblatt Securities, Gordon Charlop. Langkah investor tersebut membuat indeks saham tak anjlok secara tiba-tiba. 

Saat ini, investor sedang mencermati Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS yang sedang berlangsung. Pelaku pasar berharap Bank Sentral AS tidak menaikkan suku bunga pada pekan ini.

Harapan tersebut berdasarkan atas kenyataan bahwa data-data ekonomi yang telah keluar belum menunjukkan perbaikan. Investor berharap Bank Sentral AS paling cepat baru akan menaikkan suku bunga pada Juni 2016 nanti.

Sebelumnya, Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga untuk pertama kali pada Desember 2015. Saat ini jadi pertanyaan investor berapa kali bank sentral AS akan menaikkan suku bunga.

Saham sektor energi di indeks S&P 500 mampu menguat 1,4 persen di tengah kenaikan harga minyak berjangka di AS sebesar 3,3 persen. Namun penguatan sektor energi tersebut tak terlalu besar berpengaruh kepada Wall Street. Sedangkan untuk sektor saham industri dasar mampu menguat 1,1 persen. (Gdn/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya