Laju IHSG Berpeluang Variasi Selama Sepekan

Pelaku pasar menanti rilis rating S&P sehingga mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 09 Mei 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2016, 06:20 WIB
20151112--Investor-Summit-2015-Jakarta-AY
Pekerja menunjukan data pasar modal saat pameran Investor Summit 2015 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Investor Summit diselengarakan sebagai upaya agar masyarakat Indonesia paham tentang pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bervariasi pada perdagangan saham sepekan. Laju IHSG menunggu hasil penilaian dari lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P).

"Kita tunggu rating S&P. Kemarin kita dirating S&P rumornya. Kita dirating dan lihat apakah bisa bagus rating apa tidak‎," kata Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo kepada Liputan6.com, Senin (9/5/2016).

Satrio menuturkan, kondisi ekonomi dalam negeri mulai membaik. Kendati pertumbuhan ekonomi masih di bawah harapan yakni 4,92 persen pada kuartal I 2016, namun raihan tersebut lebih baik dibanding kuartal I tahun sebelumnya sebesar 4,73 persen.

‎"Orang beranggapan tahun ini lebih baik tahun kemarin, membuat pasar kemudian menguat di akhir perdagangan (pekan lalu)," lanjut dia.

Dia memperkirakan IHSG bergerak di level support 4.750-4.805 dan resistance pada level 4.835-4.850. Analis NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG bakal bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah. IHSG diperkirakan pada support 4.745-4.789 dan resistance pada level 4.855-4.876.

‎"Ada kemungkinan laju IHSG cenderung bergerak terbatas dan melemah. Pelaku pasar cenderung menjauhi pasar sementara waktu," kata dia dalam ulasannya.

Dia berharap, data-data ekonomi pada pekan ini dapat mendorong pergerakan IHSG. ‎Beberapa data penting yang bakal keluar pada pekan ini di antaranya, dari Indonesia ada business confidence kuartal I 2016, penjualan mobil, penjualan ritel. Dari China, bakal keluar data neraca perdagangan ekspor impor dan inflasi.

"Oleh karena itu, diharapkan di pekan depan jalannya transaksi dapat berjalan normal dan diharapkan data-data ekonomi di pekan dapat membantu laju IHSG untuk bertahan dari tren pelemahannya," jelas dia.

Satrio merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Reza memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) untuk dicermati pelaku pasar.

Sebelumnya IHSG telah susut 0,33 persen dari 4.838,58 menjadi 4.822,59 pada periode 2-4 Mei 2016.
Perubahan IHSG itu membuat kapitalisasi pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi menjadi Rp 5.119 triliun dari Rp 5.136 triliun pada akhir pekan sebelumnya.

Rata-rata nilai transaksi harian di BEI mengalami perubahan 14,85 persen menjadi Rp 5,35 triliun dari Rp 6,29 triliun pada akhir pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian berkurang 14,10 persen dan rata-rata frekuensi harian menyusut 17,60 persen. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya