BI Rate Turun, Cermati Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 4.802-4.886 pada perdagangan Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Jun 2016, 07:20 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2016, 07:20 WIB
20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Sentimen Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan/BI Rate menjadi 6,5 persen akan mendorong sektor saham keuangan dan properti.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan, pelaku pasar akan merespons positif BI Rate turun jadi 6,5 persen. Pelaku pasar pun mengantisipasi hal tersebut. BI Rate turun dapat mendongkrak sektor saham bank dan properti.

"Pelaku pasar sudah mengharapkan BI Rate turun. Ketika data tenaga kerja Amerika Serikat tak sesuai harapan mengindikasikan kalau bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserves akan menunda kenaikan suku bunga. Kemungkinan suku bunga the Fed naik pada September 2016," jelas Hans, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (17/6/2016).

Ia menuturkan, BI juga telah melonggarkan loan to value dan aturan berkaitan properti. Kebijakan BI tersebut dapat mendorong sektor saham properti. Dengan BI Rate turun, Hans menilai kalau inflasi sangat terkendali sehingga BI punya ruang menurunkan suku bunga. Namun, inflasi rendah juga menunjukkan kalau terjadi perlambatan ekonomi.

Selain itu, BI Rate turun juga seiring the Federal Reserve menunda kenaikan suku bunga. Hal itu membuat rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Namun Hans menilai sentimen BI Rate hanya sementara lantaran pelaku pasar juga harus menghadapi isu Brexit atau bila Inggris keluar dari anggota Uni Eropa (UE).

Inggris akan melakukan referendum pada 23 Juni. Hans menilai ada berbagai kemungkinan terjadi dengan hasil referendum itu apalagi jarak hasil poling Brexit sangat tipis antara warga Inggris yang ingin tetap jadi anggota UE dan tidak.

Hans mengatakan, bila Inggris keluar dari anggota UE akan berdampak terhadap perlambatan ekonomi Inggris dan Eropa. Bila ekonomi Inggris dan Eropa melambat maka berdampak terhadap ekonomi China. Hal ini juga akan berdampak ke Indonesia.

"China cukup besar juga berdagang dengan AS dan Eropa. Bila Eropa dan Inggris melambat maka berdampak terhadap perlambatan ekonomi China. Hal ini juga akan mengurangi permintaan komoditas dari Indonesia. Apalagi Indonesia juga banyak berdagang dengan China," jelas Hans.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG bergerak dalam fase konsolidasi dengan aliran dana investor asing keluar dari pasar modal cukup kecil.

Ia menilai, potensi pergerakan IHSG sedang menguji level support 4.802. Sedangkan kekuatan naik  masih terlihat cukup besar dengan target resistance di level 4.886. "Pendongkrak pergerakan naik IHSG akan berasal dari data BI Rate," ujar dia.

Sedangkan Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menuturkan di tengah aksi jual harian akibat volatilitas pasar regional, aksi beli saham kapitalisasi besar dan lapis kedua membuat IHSG mampu membentuk landasan baru di 4.800. "IHSG akan bergerak di kisaran support 4.780-4.620-4.575 dan resistance 4.840-4.905-4.985-5.050-5.150," ujar dia.

Rekomendasi Saham

Yuganur memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT PP Property Tbk (PPRO).

Sedangkan William memilih saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan BBNI.

Rekomendasi Teknikal

Yuganur memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk dicermati pelaku pasar. Secara teknikal pola perbaikan jangka pendek dan menengah membuatnya menarik untuk diakumulasi melihat kinerja perseroan ke depan yang menuju resistance psikologis di Rp 4.875.

Ia merekomendasikan masuk saham PT Bank Negara Indonesia Tbk di level pertama Rp 4.685, level kedua Rp 4.585, dan cut loss point Rp 4.475. (Ahm/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya