Neraca Perdagangan Topang Penguatan IHSG

Neraca perdagangan surplus pada Mei akan mempengaruhi laju IHSG pada Kamis pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Jun 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 06:20 WIB
20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada perdagangan saham Kamis (16/6/2016).

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, pada penutupan perdagangan saham kemarin, ‎IHSG melemah sebanyak 6,76 poin ke level 4.814,8. Pelemahan tersebut karena data neraca perdagangan tidak sesuai ekspektasi.

"Pergerakan IHSG cenderung tertekan sejak awal sesi setelah data neraca perdagangan yang terkontraksi pada ekpektasi di level US$ 376 juta, dengan ekspektasi US$ 723 juta," kata dia.

Sedangkan bursa Asia mengalami kenaikan pada perdagangan saham kemarin. Kenaikan bursa Asia didorong oleh terkoreksinya mata uang Yen.


"Terkoreksinya instrumen safe haven seperti yen mampu mendorong penguatan bursa Jepang," kata dia.

Lanjar memperkirakan IHSG berada pada support 4.800 dan resistance pada level 4.860 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG berpotensi menguat dengan kisaran pada support 4.774 dan resistance 4.886.

Dia menuturkan, pergerakan IHSG ditopang oleh data neraca  perdagangan. ‎"Tentunya hal ini dapat menjadi faktor pendorong IHSG ke depan yang menunjukkan bahwa kondisi perekonomian memang dalam keadaan stabil," tutur dia.

William merekomendasikan beberapa saham untuk dicermati pelaku pasar, di antaranya PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Waskita Karya Beton Tbk (WTON), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya