Wall Street Merosot Imbas Harga Minyak

Harga minyak dan rilis kinerja perushaan membebani bursa saham Amerika Serikat pada awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jul 2016, 04:30 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 04:30 WIB
Wall Street
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan awal pekan ini seiring harga minyak membebani saham energi. Investor juga menunggu laporan kinerja keuangan perusahaan.

Hampir semua sektor saham melemah, dan sektor saham energi memimpin penurunan terbesar di antara sektor saham indeks S&P 500. Sedangkan sektor saham konsumsi menguat, yang didorong kenaikan saham Target sebesar 1,84 persen.

Harga minyak turun ke posisi terendah dalam 2,5 bulan di tengah kekhawatiran pasokan global yang besar. Hal itu menjadi hambatan kenaikan harga minyak. Sektor saham energi di indeks S&P 500 turun 1,99 persen. Angka itu terbesar sejak akhir Juni.

"Kinerja keuangan telah memperpanjang reli selama seminggu terakhir, namun kami sedikit melemah. Saat ini pelaku pasar mengambil "nafas sedikit"," kata David Schiegoleit, Managing Director Private Client Reserve, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (26/7/2016).

Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 0,42 persen ke level 18.493. Indeks saham S&P 500 susut 0,3 persen ke level 2.168,48. Sedangkan indeks saham Nasdaq tergelincir 0,05 persen ke level 5.097,63.

Volume perdagangan saham tipis pada awal pekan ini. Volume perdagangan saham sekitar 5,9 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata harian perdagangan saham harian sekitar 7 miliar saham.

Saham Apple turun 1,33 persen setelah BGC memangkas rekomendasi saham menjadi jual menjelang rilis kinerja perseroan. Saham Yahoo turun 2,69 persen setelah setuju menjual bisnis inti internet kepada Verizon sebesar US$ 4,8 miliar. Saham Verizon melemah 0,41 persen. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya