Penurunan Harga Minyak Tekan Wall Street

Saham Chevron anjlok 1,8 persen dan merupakan penurunan terbesar di Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Mar 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 05:00 WIB
Wall Street
Saham Chevron anjlok 1,8 persen dan merupakan penurunan terbesar di Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat.

Liputan6.com, New York - Wall Street terjatuh pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) yang didorong oleh pelemahan harga minyak sehingga membuat saham-saham di sektor energi melemah. Harga minyak turun ke level terendah sejak November 2016.

Mengutip Reuters, Rabu (15/3/2017), indek Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 44,11 poin atau 0,21 persen ke level 20.837,37. Indeks S&P 500 kehilangan kekuatan 8,02 poin atau 0,34 persen ke angka 2.365,45. Sedangkan Nasdaq Composite turun 18,97 poin atau 0,32 persen ke 5.856,82.

Tekanan yang terjadi di Wall Street cukup dalam karena memang sentimen yang mempengaruhi cukup besar. Harga minyak turun ke level terendah sejak akhir November 2016 atau sejak organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) menyatakan akan melakukan segala cara untuk mengurangi kelebihan produksi minyak.

Sektor energi dalam indeks S&P 500 turun 1,1 persen dan menjadi penutupan terendah sejak 4 November. Saham Chevron anjlok 1,8 persen dan merupakan penurunan terbesar di Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat.

"Tak ada satupun data yang bisa memberikan angin segar kepada harga minyak. Sejauh ini tidak terlihat adanya pengurangan pasokan," jelas analis senior di Fort Pitt Capital Group, Pittsburgh, Pennsylvania, AS, Kim Forrest.

Selain itu, sentimen lain yang menekan Wall Street adalah adanya penelitian dari sebuah lembaga independen yang menyatakan bahwa 14 juta warga Amerika Serikat (AS) akan kehilangan asuransi kesehatan di tahun depan dengan adanya proposal soal kesehatan yang diajukan oleh Partai Republik. Hal tersebut mendorong pelemahan saham-saham operator rumah sakit.

Di luar itu, turunnya salju dengan curah yang sangat tinggi di daerah AS bagian timur juga membuat saham-saham di sektor penerbangan melemah. Badai salju membuat beberapa maskapai berhenti beroperasi demi alasan keselamatan. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya