Data Tenaga Kerja AS Topang Penguatan Wall Street

Data tenaga kerja AS menguat lebih dari yang diharapkan menjadi sentimen positif untuk wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mar 2017, 05:12 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2017, 05:12 WIB
Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat usai rilis data tenaga kerja yang solid menunjukkan penguatan ekonomi domestik. Pelaku pasar mengharapkan bank sentral AS atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pekan depan.

Pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 45,82 poin atau 0,22 persen ke level 20.904, indeks saham S&P 500 mendaki 7,85 poin atau 0,33 persen menjadi 2.372,72. Indeks saham Nasdaq bertambah 22,92 poin atau 0,39 persen ke level 5.861,73.

Secara mingguan, indeks saham Dow Jones tergelincir 0,5 persen, indeks saham S&P 500 susut 0,4 persen, dan indeks saham Nasdaq melemah 0,2 persen.

Rilis data ekonomi AS mempengaruhi laju bursa saham AS. Kenaikan jumlah tenaga kerja AS melebihi dari yang diharapkan pada Februari. Ditambah upah juga cenderung stabil. Data ekonomi ini memberi “lampu hijau” bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan 14-15 Maret 2017.

Berdasarkan laporan departemen tenaga kerja AS, tenaga kerja di sektor non pertanian bertambah 235 ribu dengan sektor konstruksi mencatatkan keuntungan terbesar.

"TIdak ada sesuatu yang menahan the federal reserve untuk menaikkan suku bunga pada pekan depan," ujar Heidi Learner Ekonom Savills Studley seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (11/3/2017).

Sedangkan target inflasi 2 persen pun semakin mendekat. Oleh karena itu, pelaku pasar yakin kemungkinan kenaikan suku bunga naik pada pertemuan 14-15 Maret menjadi 92 persen dari sebelumnya hanya 85 persen pelaku pasar yang yakin bank sentral AS menaikkan suku bunga.

Sementara itu, indeks sektor saham keuangan S&P 500 naik tajam seiring prospek kenaikan suka bunga , tapi harus berakhir mendatar.

"Data tenaga kerja memang mengejutkan. Ini mengkonfirmasi pasar tenaga kerja sedang naik. Namun reaksi pasar tidak terlalu besar karena pasar harap angka yang bagus," ujar Jeffrey Kravetz, Direktur Private Client Reserve.

Menjelang akhir pekan ini, saham-saham operator rumah sakit di AS melemah usai partai republik mendukung presiden AS Donald Trump untuk menarik program obamacare. Saham Tenet Healthcare pun melemah 5,3 persen.

Volume perdagangan saham tercatat 6,9 miliar saham di wall street. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 7 miliar saham.

Di pasar komoditas, harga minyak masih melemah. Harga minyak Brent melemah 82 sen menjadi US$ 51,37 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 79 sen menjadi US$ 48,49. Harga minyak WTI telah turun 9 persen sejak perdagangan Selasa kemarin.

Analis mengharapkan pasar konsolidasi usai harga minyak alami penurunan tajam secara mingguan. Namun, aksi jual dapat kembali terjadi jika investor terpaksa melakukannya.

Sedangkan di logam mulia, harga emas untuk pengiriman April turun 0,2 persen menjadi US$ 1.201,40 per ounce. Di pasar uang, indeks dolar AS turun 0,56 persen menjadi 101,28. Dolar AS dan imbal hasil surat berharga AS turun usai rilis data tenaga kerja AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya