Wall Street Menguat Jelang Rilis Laporan Keuangan

Wall street mencatatkan kenaikan ke level tertinggi didorong penantian laporan keuangan perusahaan dan risalah rapat the Federal Reserve.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Okt 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 05:00 WIB
Saham Nike Topang Penguatan Wall Street
Sentimen bervariasi di awal pekan telah mendorong bursa saham Amerika Serikat menguat dengan indeks saham Dow Jones naik 14,57 poin.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat ke level tertinggi didorong sektor saham defensif di indeks saham S&P 500.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 42,21 poin atau 0,18 persen menjadi 22.872,89. Indeks saham S&P 500 menguat tipis 4,6 poin atau 0,18 persen menjadi 2.555,24. Sedangkan indeks saham Nasdaq bertambah 16,30 poin atau 0,25 persen menjadi 6.603,55.

Sektor saham di indeks saham S&P 500 antara lain properti, utilitas, dan konsumen membukukan kenaikan. Sedangkan sektor saham keuangan cenderung tertekan. Ini didorong imbal hasil surat berharga bertenor 10 tahun yang tergelincir.

"Anda memiliki rotasi sektor yang mendorong indeks saham lebih tinggi, dan sulit melihat apa yang dapat menghentikannya," ujar Art Hogan, Chief Market Strategist Wunderlich Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (12/10/2017).

Sentimen lainnya pengaruhi pasar yaitu risalah rapat kebijakan the Federal Reserve atau bank sentral AS. Para pembuat kebijakan the Federal Reserve mengalami perdebatan yang panjang mengenai prospek kenaikan inflasi pada rapat September.

Akan tetapi, banyak pejabat the Federal Reserve yang merasa kenaikan suku bunga dapat kembali terjadi pada 2017. "Tidak ada yang mengubah pendapat kalau the Federal Reserve mungkin akan menaikkan suku bunga usai pertemuan Desember," tutur Hogan.

Sebuah laporan menyebutkan kalau kandidat pengganti pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen membantu beri sentimen positif sehingga dorong kenaikan indeks saham.

Laporan dari Politico menyebutkan kalau Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mendorong Presiden AS Donald Trump memberi nama Jerome Powell yang dinilai sosok yang dapat diterima di pasar keuangan sebagai pimpinan the Federal Reserve berikutnya.

"Pasar lebih memilih status quo," kata Ken Polcari, Direktur Divisi NYSE di O'Neil Securities.

Powell dipandang lebih dekat dengan Yellen ketimbang calon pimpinan the Federal Reserve lainnya Kevin Warsh.

Sementara itu, dilihat dari pergerakan saham, keuntungan di Walmart dan Johnson&Johnson mendorong kenaikan indeks saham Dow Jones. Sedangkan saham keuangan menekan indeks saham S&P 500.

Saham Johnson&Johnson naik 2,1 persen menjadi US$ 136,65 usai Jefferies menaikkan rekomendasi saham jadi beli.

Selain itu, sektor saham barang konsumsi mendapat dorongan dari kenaikan saham Walmart yang naik 1,9 persen.

Pelaku pasar juga menanti rilis kinerja keuangan perusahaan sektor keuangan. Pada Kamis waktu setempat, JP Morgan Chase dan Citigorup akan melaporkan kinerja keuangan.

Selain itu, saham General Electric turun 1,2 persen menjadi US$ 23,07 usai JP Morgan menurunkan target harga pada saham tersebut.

Volume perdagangan saham tercatat 5,67 miliar saham di wall street. Angka itu lebih rendah dibandingkan rata-rata harian 6,1 miliar saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya