Aksi Beli Investor Asing Topang IHSG Selama Sepekan

Aksi beli investor asing pada pekan ini menjadi sentimen positif untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Nov 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2017, 08:00 WIB
IHSG
Pekerja mengecek layar indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama sepekan. Penguatan IHSG didorong aksi beli investor asing.

Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, Sabtu (25/11/2017), IHSG naik 0,26 persen dari posisi 6.051 pada 14 November 2017 menjadi 6.067 pada 24 November 2017. Saham-saham unggulan menguat dengan indeks saham LQ45 naik 0,76 persen secara mingguan. Sedangkan saham berkapitalisasi kecil melemah didorong harga komoditas minyak kelapa sawit. Di pasar saham, investor asing mencatatkan aksi beli US$ 155 juta.

Sementara itu, surat utang atau obligasi mencatatkan kenaikan 0,38 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun berada di kisaran 6,55 persen. Investor asing mencatatkan aksi beli di pasar obligasi mencapai US$ 453 juta.

Ada sejumlah faktor pengaruhi pergerakan pasar saham selama sepekan. Pertama dari risalah hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. Inflasi meski rendah, bank sentral AS masih pertimbangkan kenaikan suku bunga pada Desember 2017.

Bank sentral AS juga menunjukkan pasar tenaga kerja AS terus menguat dan aktivitas ekonomi yang meningkat tajam meski terjadi badai. Pejabat bank sentral AS juga sepakat akan terus memantau secara ketat dan menilai data ekonomi yang masuk sebelum melakukan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga.

Kedua, hasil pertemuan bank sentral Eropa juga jadi sorotan. Seperti yang diperkirakan pelaku pasar, bank sentral Eropa memutuskan mengurang pelonggaran program kuantatifnya 30 miliar dari Januari dan ada pilihan untuk memperpanjang hingga September 2018.

Ketiga, Jepang merilis data manufaktur yang mengalami kenaikan secara bulanan. Indeks manufaktur Jepang PMI berada di posisi 53,8 pada November 2017 dari posisi 52,8 pada Oktober. Indeks manufaktur tersebut lebih tinggi sejak Maret 2014. Hal itu didorong pesanan baru meningkat seiring yen melemah dan bisnis global yang mendukung.

Keempat dari China. Imbal hasil obligasi China meningkat ke level tertinggi dalam tiga tahun karena peraturan baru ketat mengenai target utang perusahaan. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik empat persen pada Rabu pekan ini. Hal tersebut menekan bursa saham.

Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan mengumumkan revisi Undang-Undang (UU) Amnesti Pajak atau tax amnesty. Kementerian Keuangan merevisi PMK Nomor 118/2016 tentang penerapan UU Amnesti Pajak.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) pembebasan denda pajak bagi peserta pengampunan pajak (tax amnesty) dan Wajib Pajak (WP) yang belum ikut. Aturan yang menghapus sanksi bagi masing-masing WP 200 persen dan 2 persen per bulan ini berlaku pada 20 November 2017.

PMK tersebut, yakni PMK Nomor 165/PMK.03/2017 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.

Selain itu, Indonesia mencatatkan pertumbuhan kredit naik menjadi 8,18 persen pada Oktober 2017 dari periode September 2017 sebesar 7,8 persen. Bank Indonesia (BI) masih optimistis terhadap pertumbuhan kredit akan mencapai 8 persen pada akhir 2017. Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakin pertumbuhan kredit tumbuh 10 persen. Penguatan kredit didorong sektor infrastruktur dan konsumsi.

Berdasarkan data BEI, kenaikan IHSG juga diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 0,33 persen menjadi Rp 6.716,37 triliun pada pekan ini dari Rp 6.693,94 triliun pada akhir pekan lalu. Sepekan ini, rata-rata transaksi harian BEI mencapai Rp 6,76 triliun atau turun 10,58 persen dari pekan lalu Rp 7,56 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian turun 7,2 persen menjadi 10,31 miliar saham pada pekan ini dari pekan lalu 11,11 miliar saham. Rata-rata frekuensi harian saham turun 9,05 persen menjadi 301,19 ribu kali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

Kemudian apa yang dicermati ke depan? Ashmore Assets Management mencermati posisi investor asing. Posisi investor asing merupakan salah satu kesempatan baik untuk pasar saham pada 2018. Bahkan, investor asing merupakan penggerak IHSG.

Salah satu kunci utama kembalinya investor asing ke Indonesia, yaitu aksi beli investor asing belum terlalu besar pada 2017 dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Investor asing mencatatkan aksi jual US$ 2 miliar di pasar saham pada 2017. Sedangkan investor asing melakukan aksi beli di pasar obligasi.

Yang jadi pertanyaan, apakah arus dana investor asing yang masuk pada pekan ini dapat menjadi sinyal?

Dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya, Ashmore melihat pesaing utama Indonesia terkait portofolio investor asing, yaitu India, Filipina dan Thailand. Aksi beli investor asing di India mencapai US$ 8 miliar, diikuti Filipina sebesar US$ 1 miliar.

Sedangkan arus dana investor asing keluar dari Thailand mencapai US$ 0,3 miliar. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Namun pada 2013 dan 2016, Thailand juga negara yang satu-satunya alami arus dana investor asing yang keluar dari negara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya