Gerak Bursa Australia Melawan Nikkei dan Kospi

Pasar saham China libur dari 15 Februari hingga 21 Februari untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Feb 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 08:45 WIB
Pasar saham China
Pasar saham China (AP Photo/Andy Wong)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak campuran pada pembukaan perdagangan saham Rabu pekan ini. Penguatan Wall Street tak mampu membantuk bursa saham di awasan Asia ikut menguat.

Mengutip CNBC, Rabu (14/2/2018), Nikkei 225 Jepang naik 0,38 persen di awal perdagangan. Sektor manufaktur mencatatkan kenaikan signifikan di pagi ini. Selain itu, sektor energi dan keuangan juga menguat.

Data pertumbuhan ekonomi kuartal keempat Jepang yang dirilis pada Rabu ini menunjukkan rata-rata ekonomi tumbuh di angka 0,5 persen, di bawah perkiraan analis yang ada di angka 0,9 persen.

Di Korea Selatan, Indeks Kospi menguat 0,89 persen. Saham-saham sektor teknolgi menjadi pendorong penguatan. Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing naik 2,61 persen dan 2,06 persen.

Saham Lotte Corporation turun 5,57 persen setelah Direktur Utama Lotte Shin Dong-bin dijatuhi hukuman dua tahun enam bulan penjara sebagai bagian dari skandal politik di Korea Selatan.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 tergelincir 0,15 persen. Saham-saham di sektor perbankan tertekan dengan Commonwealth Bank of Australia turun 3 persen dan ANZ melemah 0,54 persen.

Pasar saham China libur dari 15 Februari hingga 21 Februari sementara pasar saham Hong Kong akan ditutup mulai 16 Februari sampai 19 Februari untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Wall Street

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Wall Street membukukan kenaikan dalam tiga hari beruntun pada penutupan perdagangan Selasa. Indeks utama pulih dari koreksi tajam yang dibukukan pada pekan sebelumnya.

Mengutip CNBC, Rabu (14/2/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 39,25 poin ke level 24.640,45 setelah sebelumnya jatuh 180,24 poin.

Goldman Sachs dan 3M menjadi kontributor terbesar kenaikan Dow Jones. Keduanya naik 0,9 persen.

S&P 500 naik 0,3 persen menjadi 2.662,94 dengan sektor keuangan membukukan kinerja terbaik. Wells Fargo menjadi saham dengan kinerja terbaik di sektor keuangan dengan naik naik 2,6 persen.

Untuk Nasdaq naik 0,5 persen dan ditutup pada level 7.013,51, dengan saham Nvidia dan Amazon naik sekitar 2 persen.

Wall Street ditutup menguat untuk hari ketiga berturut-turut, kembali dari tingkat koreksi yang cukup dalam pada minggu lalu.

Titik Ketakutan

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Pada hari Kamis lalu, indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq ditutup setidaknya 10 persen di bawah rekor tertinggi bulan lalu.

CEO Chaikin Analytics, Marc Chaikin, menjelaskan bahwa pasar saham memang telah kelebihan beli di awal tahun sehingga harus terkoreksi dalam. Saat ini, pasar saham telah mencari keseimbangan baru.

Di awal tahun atau pada Januari lalu, Wall Street terus mencetak rekor tertinggi. Karena jenuh aksi beli maka kemudian pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami kejatuhan pada pekan lalu.

"Jadi kita memang mengalami overbought pada 26 Januari, ketika mencapai titik tertinggi sepanjang masa kemudian pasti akan disusul dimana pasar pada titik ketakutan," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya