Bursa Asia Naik Mengekor Wall Street

Indeks Kospi Korea Selatan tercatat menguat 0,68 persen di bursa Asia.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Feb 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 08:30 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, mengikuti kenaikan Wall Street usai mengalami kerugian besar pada pekan lalu.

Melansir laman Reuters, Selasa (13/2/2018), indeks acuan Nikkei Jepang naik 0,96 persen pada awal perdagangan. Di mana, sebagian besar saham produsen mobil besar naik sedikit, meskipun saham Toyota tergelincir 0,39 persen. Saham keuangan juga tercatat berada di wilayah positif.

Sementara indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,68 persen. Saham perusahaan teknologi Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing melonjak 2,06 persen dan 2,68 persen.

Saham produsen mobil juga tercatat menguat pada indeks Kospi, dengan Hyundai Motor membukukan kenaikan 0,32 persen.

Sementara Pasar India ditutup pada Selasa untuk liburan.

Wall Street sebelumnya menguat, seiring indeks utama rebound dari kinerja mingguan terburuknya dalam dua tahun.

Indeks Dow Jones ditutup naik 410,37 poin ke level 24,601.27. DowDuPont dan Apple menjadi saham dengan performa terbaik di Dow, masing-masing naik 3,4 persen dan 4 persen.

Sementara indeks S&P 500 menguat 1,4 persen berakhir ke posisi 2.656, dengan bahan bangunan dan teknologi informasi menjadi sektor dengan kinerja terbaik. Sedangkan Nasdaq naik 1,6 persen menjadi 6.981,96.

Pada perdagangan kali ini, Saham Amazon, Bank of America dan Apple  yang turun tajam pekan lalu, semua naik setidaknya 2,5 persen.

JJ Kinahan, Kepala Strategi Pasar di TD Ameritrade, mengatakan pasar mencoba untuk menemukan titik keseimbangan setelah melemah pekan lalu.

"Ada lebih banyak ketidakstabilan di masa depan. Hal-hal ini memerlukan waktu beberapa minggu untuk menyelesaikannya," kata dia.

Indeks Dow dan S & P 500 kembali menguat 5,2 persen usai pada pekan lalu mencatat penurunan mingguan terburuk sejak Januari 2016. Sementara komposit Nasdaq turun 5,1 persen, menandai penurunan terbesar satu minggu sejak Februari 2016. 

Indeks utama ditutup ke posisi tinggi minggu lalu, dengan Dow naik 330 poin pada hari Jumat sementara S & P 500 dan Nasdaq menguat lebih dari 1,4 persen.

Indeks Dow 30 ditutup lebih dari 1.000 poin lebih rendah dua kali pada  pekan lalu. Meski kemudian naik lebih dari 300 poin dalam dua hari perdagangan lainnya. Sementara itu, indeks S & P 500  mencatat pergerakan lebih besar dari 1 persen dalam empat dari lima hari perdagangan minggu lalu.

"Ini terlihat seperti fase korektif," kata Katie Stockton, Pendiri Fairlead. Dia mencatat membutuhkan beberapa minggu lagi sampai koreksi ini berakhir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Wall Street Menguat, Bursa Saham Asia Masih Landai

Bursa Saham Asia 6
(Foto: Reuters)

Mengawali pekan ini, bursa saham Asia bergerak variasi setelah Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat pekan lalu. Laju bursa saham Asia pun terimbas kenaikan tipis harga minyak mentah dunia pasca mencatatkan penurunan beruntun dalam enam hari.

Mengutip CNBC, Jakarta, Senin (12/2/2018), indeks Kospi Korea Selatan dibuka menguat 0,54 persen pada perdagangan saham awal pekan ini. Saham-saham teknologi memimpin, antara lain saham Samsung Elektronics berhasil rebound 1,43 persen, saham SK Hynix menguat 0,82 persen. Disusul sektor saham keuangan terkerek naik.

Sedangkan sektor saham industri kapal berguguran. Saham perusahaan pembuat kapal, seperti Samsung Heavy Industries turun turun 1,81 persen, dan saham Hyundai Heavy Industries bergerak di tempat setelah laporan pendapatan perusahaan yang turun pada kuartal IV- 2017.

Indeks saham Australia, ASX 200 tergelincir 0,64 persen karena penurunan pendapatan perusahaan terus berlanjut. Sektor saham energi tercatat merosot 1,06 persen, Santos turun 1,24 persen, dan saham Beach Energy anjlok 3,31 persen.

Saham-saham produsen emas pun tumbang, antara lain Newcrest Mining and Evolution Mining masing-masing turun 1,22 persen dan 3,23 persen. Sektor saham ritel anjlok 4,7 persen.

Sementara itu, bursa saham Jepang tutup karena hari libur nasional.

Bursa saham Asia mengalami tekanan cukup berat pada pekan lalu. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 2,32 persen pada Jumat pekan lalu. Penurunan tajam dialami indeks Nikkei yang susut 11,38 persen dari level tertinggi 52 mingguan.

Indeks Shanghai jatuh 12,75 persen, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 11,88 persen. Pelemahan tajam itu dipengaruhi sentimen kekhawatiran investor atas kenaikan suku bunga global.

Pasar saham global mengalami kejatuhan mulai awal Februari. Indeks Dow Jones harus kehilangan 666 poin setelah ada laporan data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan menyusul kenaikan imbal hasil obligasi AS. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu naik 330,44 poin atau 1,38 persen ke posisi 24.190 pada akhir pekan lalu. Wall street mampu menguat usai alami penurunan terburuk selama sepekan. Penurunan itu terbesar dalam dua tahun.

"Imbal hasil obligasi kemungkinan akan kembali menguat dan ketidakpastian tidak dapat dihindari," ujar Kepala Ekonom AMP Capital, Shane Oliver.

Yang perlu diperhatikan pula langkah Presiden AS, Donald Trump yang sudah meneken rencana anggaran sekitar US$ 300 miliar dan telah sah menjadi Undang-undang (UU).

Dalam sepekan terakhir, harga minyak stabil setelah terus tenggelam karena kenaikan produksi minyak di AS dan penguatan kurs dolar AS.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik tipis 0,29 persen menjadi US$ 59,37 per barel. Sebelumnya harga minyak WTI berada di bawah level US$ 59 per barel, lalu naik untuk pertama kalinya. Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,06 persen di posisi US$ 62,83 per barel. Di pasar uang, indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya di posisi 90,35. Sedangkan terhadap yen stabil berada di posisi 108,77.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya