Liputan6.com, Jakarta - Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan menuju akhir pekan karena adanya kekhawatiran dari pelaku pasar akan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. indeks acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot lebih dari 1.000 poin dalam dua hari.
Mengutip Reuters, Sabtu (24/3/2018), Dow Jones Industrial Average turun 424,69 poin atau 1,77 persen menjadi 23.533,2. Untuk S&P 500 kehilangan 55,43 poin atau 2,10 persen menjadi 2.588,26. Sedangkan Nasdaq Composite turun 174,01 poin atau 2,43 persen menjadi 6.992,67.
"Ada kekhawatiran perang dagang. Oleh sebab itu, investor kembali mengelola risiko dengan menata ulang portofolio," jelas analis Global Markets Advisory Group, New York, AS, Peter Kenny.
Advertisement
Baca Juga
Jika penataan tersebut berlangsung dengan cepat ini bisa seperti angin ribut bagi Wall Street," tambah dia.
Rencana Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif hingga USD 60 miliar untuk barang-barang China membuat dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini masuk dalam perang dagang.
Pasalnya, China juga tengah menyusun rencana pengenaan tarif hingga USD 3 miliar atas barang-barang AS yang masuk ke negara tersebut.
Dow Jones turun 11,6 persen sejak mencetak level tertinggi pada 26 Januari dan mencapai penutupan terendah sepanjang tahun ini.
Sektor keuangan S&P 500 merupakan sektor yang mengalami pelemahan tertinggi sepanjang tahun ini. pemicu pelemahan ini adalah komentar dari pejabat China yang mengungkapkan akan melakukan berbagai cara untuk menanggapi perang tarif termasuk dengan mengurangi kepemilikan akan surat utang AS.
China Akan Kenakan Tarif terhadap 120 Barang AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menerapkan tarif USD 60 miliar untuk produk China. Hal itu membuat China mengambil langkah pembalasan dengan mengenakan tarif produk AS.
China dapat mengenakan tarif USD 3 miliar terhadap barang-barang impor AS. Kementerian Perdagangan China menuturkan, sanksi perdagangan yang diusulkan itu untuk produk AS mulai dari babi hingga pipa baja.
Mengutip laman CNN Money, Jumat (23/3/2018), keputusan itu terjadi hanya beberapa jam usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengarakan penasihat perdagangan AS untuk menaikkan tarif impor China senilai USD 50 miliar. Ini menyusul penyelidikan tujuh bulan terhadap pencurian kekayaan intelektual AS.
Selain tarif, AS juga berencana memberlakukan pembatasan investasi baru. Kemudian mengambil tindakan terhadap China di World Trade Organization (WTO) atau disebut organisasi perdagangan dunia. Departemen Keuangan AS juga akan mengambil langkah tambahan.
Kementerian Perdagangan China tidak menyebutkan langkah itu sebagai pembalasan pada langlah Trump menambah pengenaan tarif impor barang China. Keputusan China mengenakan tarif terhadap barang di AS lantaran Trump menerapkan tarif pada impor baja dan aluminium pada awal Maret.
Kementerian Perdagangan China menyatakan dapat menyetujui tarif untuk lebih dari 120 barang AS termasuk kacang hingga anggur AS. Tarif impor itu akan berkisar dari 15 persen-25 persen. China mengatakan akan melanjutkan kasusnya terhadap AS di WTO.
“Mengabaikan aturan WTO dan mengabaikan bisnis global, AS telah memutuskannya sendiri,” tulis Kementerian Perdagangan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement