Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur hingga meninggalkan posisi 7.000 pada perdagangan Senin (3/2/2025). Koreksi IHSG terjadi seiring seluruh sektor saham memerah dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terapkan tarif impor ke Kanada, Meksiko dan China.
Mengutip data RTI, pada Senin, 3 Februari 2025 pukul 10.42 WIB, IHSG anjlok 2,42 persen ke posisi 6.938.Indeks LQ45 susut 2,32 persen ke posisi 804. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Advertisement
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.111,04 dan level terendah 6.933,14. Sebanyak 462 saham melemah sehingga menekan IHSG. 118 saham menguat dan 202 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 617.532 kali dengan volume perdagangan 7,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.469.
Seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham energi susut 2,4 persen, sektor saham basic melemah 2,82 persen, sektor saham industri terpangkas 0,97 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 1,66 persen, dan sektor saham consumer siklikal melemah 1,71 persen.
Lalu sektor saham kesehatan terpangkas 2,34 persen, sektor saham keuangan melemah 1,4 persen. Sektor saham properti anjlok 4,08 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi turun 0,70 persen, sektor saham infrastruktur melemah 1,71 persen dan sektor saham transportasi merosot 1,17 persen.
Kata Pengamat
Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menuturkan, IHSG tertekan seiring sentimen perang dagang antara Amerika Serikat, Kanada,Meksiko dan China.
Ekspor Kanada dan Meksiko ke AS akan dikenai tarif 25 persen. Khusus ekspor energi dari Kanada kena tarif 10 persen. Produk China yang sudah dikenakan berbagai tingkat bea masuk akan kena tarif tambahan 10 persen. Tarif itu mulai berlaku Selasa, 4 Februari 2025. Kanada membalas dengan mengenakan tarif 25 persen pada produk AS yang mulai berlaku Selasa. Desdmon menuturkan, Meksiko juga bersiap membalas.
"Hal ini berpotensi akan menekan pertumbuhan ekonomi dunia,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan dari dalam negeri, Desmond mengatakan belum ada sentimen. Seiring IHSG yang turun dalam, Desmond mengingatkan jika kinerja fundamental keuangan masih tetap baik, bisa tetap mempertahankan saham untuk jangka panjang. “Jika kinerja fundamental memburuk bisa menjual saham tersebut,” ujar dia.
Top Gainers-Losers di Indeks LQ45
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
Saham MAPI naik 1,17 persen
Saham EXCL naik 0,44 persen
Saham ITMG naik 0,10 persen
Saham-saham indeks LQ45 yang masuk top losers antara lain:
Saham MDKA merosot 6,39 persen
Saham ESSA merosot 4,71 persen
Saham KLBF merosot 4,35 persen
Saham INCO merosot 4,33 persen
Saham AMMN merosot 3,99 persen
Saham-saham indeks LQ45 yang teraktif berdasarkan nilai:
Saham BMRI senilai Rp 540,8 miliar
Saham BBRI senilai Rp 512,7 miliar
Saham BBCA senilai Rp 323,1 miliar
Saham TLKM senilai Rp 130,5 miliar
Saham GOTO senilai Rp 129,6 miliar
Saham-saham indeks LQ45 berdasarkan frekuensi:
Saham BBRI tercatat 23.489 kali
Saham BMRI tercatat 19.640 kali
Saham BBCA tercatat 13.874 kali
Saham GOTO tercatat 9.255 kali
Saham TLKM tercatat 9.218 kali
Advertisement
Pembukaan IHSG pada 3 Februari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada awal sesi perdagangan Senin (3/2/2025). Koreksi IHSG mengikuti bursa saham Asia Pasifik yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.109,19. Pada pukul 09.14 WIB, IHSG anjlok 1,5 persen ke posisi 7.000. Indeks LQ45 turun 1,5 persen ke posisi 810. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.111,04 dan level terendah 6.994,81. Sebanyak 319 saham melemah sehingga bebani IHSG. 121 saham menguat dan 178 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 184.725 kali dengan volume perdagangan 2,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.444.
Seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham properti susut 3,01 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham energi melemah 1,4 persen, sektor saham basic susut 1,48 persen, sektor saham industri melemah 0,44 persen. Selanjutnya sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 0,34 persen, sektor saham consumer siklikal anjlok 0,80 persen.
Kemudian sektor saham kesehatan terperosok 1,37 persen, sektor saham keuangan susut 0,45 persen, sektor saham teknologi melemah 0,25 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,90 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,81 persen.
Saham Properti Tertekan
Saham APLN terpangkas 1,11 persen ke posisi Rp 89 per saham. Saham APLN dibuka stagnan di posisi Rp 90 per saham. Harga saham APLN berada di level tertinggi Rp 90 dan level terendah Rp 89 per saham. Total frekuensi perdagangan 70 kali dengan volume perdagangan 6.454 saham. Nilai transaksi Rp 57,6 juta.
Saham ASRI terperosok 2,78 persen ke posisi Rp 140 per saham. Harga saham ASRI dibuka stagnan di posisi Rp 144 per saham. Saham ASRI berada di level tertinggi Rp 144 dan level terendah Rp 139 per saham. Total frekuensi perdagangan 288 kali dengan volume perdagangan 29.786 saham. Nilai transaksi Rp 420,3 juta.
Saham SMRA merosot 1,7 persen ke posisi Rp 454 per saham. Pada pembukaan perdagangan, saham SMRA dibuka turun dua poin ke posisi Rp 460 per saham. Harga saham SMRA berada di level tertinggi Rp 460 dan level terendah Rp 452 per saham. Total frekuensi perdagangnan 467 kali dengan volume perdagangan 64.893 saham. Nilai transaksi Rp 3 miliar.
Advertisement