Eksklusif Bos BEI: Strategi Otoritas Bursa Genjot Investor Asing dan Milenial

Investor asing masih jual saham pada 2018. Tercatat aksi jual investor asing capai Rp 41 triliun. Apa saja faktor yang dorong aksi jual?

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Mei 2018, 15:55 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2018, 15:55 WIB
Tito Sulistyo
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio, Jakarta, Rabu (16/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investor asing masih jual saham pada 2018. Tercatat aksi jual investor asing capai Rp 41 triliun. Aksi jual tersebut dinilai lantaran investor asing memindahkan aset investasi di surat utang atau obligasi.

Pada 2017, investor asing jual saham Rp 40 triliun. Meski demikian, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menuturkan, investor asing merealisasikan keuntungan.

"Tahun kemarin mereka (investor asing) Rp 40 triliun tidak jual. Mereka merealisasikan keuntungan karena portofolio naik Rp 200 triliun pada Januari-Desember 2017,” ujar Tito saat berbincang dengan Liputan6.com.

Tito mengakui investor asing masih jual saham pada 2018. Akan tetapi, investor asing juga memindahkan asetnya ke saham lain.

"Jumlah saham yang dimiliki tidak berkurang banyak. Bahkan sempat bertambah. Artinya masuk ke saham-saham lain. Kedua mereka juga banyak masuk ke obligasi," tutur Tito.

Lalu apa saja faktor lainnya yang dorong investor asing keluar dari pasar saham Indonesia?Bagaimana strategi BEI untuk menarik investor asing tetap investasi saham di Indonesia? Selain itu, bagaimana langkah BEI mengenalkan investasi saham kepada generasi milenial?

Berikut wawancara Liputan6.com dengan Direktur Utama BEI Tito Sulistio:

Aksi jual investor asing masih berlanjut pada 2018. Apakah investor asing tinggalkan pasar saham Indonesia?

Tidak. Seperti saya bilang mereka strategic misal Blackrock dana Rp 70 ribu triliun. APBN Rp 2.000 triliun. Tidak seenaknya kabur tahun kemarin Rp 40 triliun mereka tidak jual dan kabur. Tahun kemarin mereka Rp 40 triliun tidak jual. Mereka  merealisasikan keuntungan karena portofolio naik Rp 200 triliun dari Januari-Desember 2017.

Tahun sekarang tak bisa lihat langsung begitu. Betul lebih banyak jual. Tetapi jangan salah jumlah saham yang dimiliki tidak berkurang banyak.  Bahkan sempat bertambah, artinya masuk ke saham-saham lain. Kedua, mereka banyak masuk obligasi.

Betul ada beberapa switch karena China buka saham seri A dengan market cap besar kemungkinan akan dilusi MSCI kita bobot investasi di Indonesia benar-benar ancaman buat kita.

Jadi ada potensi dana keluar?

Deutsche  bank melaporkan sekitar USD 800 juta akan lari. Turun 0,05 persen di bobot 18 triliun akan pindah kalau pakai teori pembobotan. Bobot investasi msci sekarang msci 13 ribu triliun dolar ikuti arahan sini. USD 1,7 triliun masuk ke emerging market, Indonesia masuk  2,54 persen turun 2,2 persen akan turun lagi karena dilusi. Sekitar Rp 18 triliun kemungkinan bisa pindah.

 

Jumlah aset yang tercatat di C-Best
Jumlah aset yang tercatat di C-Best

Bagaimana strateginya agar investor asing tetap investasi saham di Indonesia?

Banyak emiten kuewing 14 dari target 37 kita yakin bisa dapatkan ini. Tetapi emiten tanya ini right time ? Tidak ada waktu tepat jelek atau bagus untuk besarkan perusahaan Anda.

Jadi kalau ada waktu untuk besarkan perusahaan jangan tunda. Walaupun besarkan perusahaan jualan 15 persen sekarang menjadi 17 persen lakukan. Karena momentum ini sayang kalau lewat. Jadi saya tetap bagaimana persuade dan educate, mem-force perusahaan-perusahaan itu tetap ipo.  Strateginya besarkan market kapitalisasi target kita Rp 10 triliun tahun 2020. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Strategi lainnya

Tito Sulistyo
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio, Jakarta, Rabu (16/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain dorong IPO, apa strategi lainnya?

Yang kedua strength broker. The member perkuat dan educate, subsidi aktivitas. Kita lebarkan distribusi dengan buka 350 galeri di 320 universitas. Kita punya 390 komunitas. Jadi kita harus pecah kebekuan.

Go public di Indonesia paling kecil Rp 20 miliar dulu dan besar Rp 12 triliun. Kebekuan go public untuk lebih besar lagi bagaimana caranya bisa Rp 50 triliun go public di Indonesia adipecah kebekuan misalnya perkuat broker dan underwriternya. Atau buka pasar dual lising jadi emiten dan brokernya.

Perkuat broker dan emiten, bagaimana dengan investor?

Ketiga tambah jumlah investor. Kita punya tiga strategi  Optimalisasi yang ada. BEI optimalkan aktivasi dan edukasi punya tv bursa, buka galeri. Ujung tombak kita nabung saham.Jadi emiten, broker, investor tetap perkuat pertahankan pasar modal.

Contoh kemampuan struktur  5 juta sekarang 15 juta. Engine, tempat infrastruktur tertier 3. Keamanan transaksi. Dapat iso baru dari BCI mengenai kemampuan menahan jika terjadi distruption.

Dari Asia Pasifik kita pertama pertahankan. Kita perkuat pertahanan pasar modal, defence agar orang tetap investasi pasar modal Indonesia. Empat dilakukan yang jadi ujung tombak anggota bursa. Bursa efek tempat mobilisasi dana jangka panjang dan sarana investasi tetapi kita hanya siapin senjata isi pelor taruh target tapi broker pull the triger. Kita tidak bisa pull the trigger. Saya tidak bisa bilang saham bagus. Itu yang kami lakukan.

 

Jumlah sub rekening efek (Diolah dari KSEI oleh Tim infografis Liputan6.com)
Jumlah sub rekening efek (Diolah dari KSEI oleh Tim infografis Liputan6.com)

Kenalkan saham kepada generasi milenial

Tito Sulistyo
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio, Jakarta, Rabu (16/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bagaimana respons broker?

Jumlah wppe meningkat, cabang anggota bursa melebar. Jumlah investor tetap tambah 100-200 er hari. Frekuensi tambah  Hari ini di atas 400 ribu. Average 480 ribu.

Bagaimana strategi kenalkan saham kepada generasi milenial?

Setiap tahun 100 ribu investor baru majority generasi milenial faktanya. Ada 390 komunitas itu rata2 milenial. Mereka bangga mereka merasa keren dan mereka belajar.  Saya sedang bikin buku 50 alasan investasi d saham. Masuk akal buat mereka. You mau keren tidak?.

You mau keren yuk nabung saham sebagai ujung tombak strategi kita campaign. Yuk nabung saham tak berarti nabung. Orang punya duit akan saya katakan investasi, emiten nabung saham, saya IPO.

350 galeri di universitas. Tiga galeri itu tempat belajar, penuh terus investasi makin banyak orang nulis soal pasar modal. Saya harus mengatakan nabung saham proyek jangka 5 tahun.  Di Jepang ada Nippon investment saving account itu sangat sukses. Punya yunior punya nabung 150 juta setahun dividen tax gratis. Coba di Indonesia kalau bisa saving jadi invest society. Milenial banyak 50 persen investor adalah generasi milenial.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya