Salim Ivomas Bakal Bangun Pabrik Pengolahan Kakao di Purwakarta

Nilai investasi dari pembangunan pabrik biji kakao berkisar di USD 30 juta - USD 35 juta.

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Agu 2018, 17:32 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2018, 17:32 WIB
petani kakao Jayapura
Buah kakao busuk di pohon. (Liputan6.com/Anri Syaiful)

Liputan6.com, Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) akan membangun pabrik pengolahan biji kakao di Purwakarta, Jawa Barat. Perusahaan perkebunan ini menargetkan pabrik kakao dapat rampung tahun depan.

"Bentuknya joint venture dengan perusahaan asal Jepang, Daito Cacao Co. Ltd. Saat ini pabriknya sedang dalam konstruksi, kita perkirakan tahun depan selesai, kuartal IV 2019" tutur Direktur Salim Ivomas Pratama Tan Agustinus Dermawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/8/2018).

Nilai investasi dari pembangunan pabrik biji kakao berkisar di USD 30 juta - USD 35 juta.

Selain membudidayakan kakao, Salim Ivomas Pratama juga akan meningkatkan total kapasitas pengolahan kelapa sawit dengan membangun 1 pabrik kelapa sawit baru yang ditargetkan selesai pada 2019.

"Ekspansi pada pabrik penyulingan CPO di Surabaya sebesar 300 ribu ton per tahun telah selesai dan saat ini sudah beroperasi," kata dia.

Sebagai informasi, Grup SIMP merupakan grup agribisnis yang terdiversifikasi dengan kegiatan usaha utama dimulai dari pembudidayaan kelapa sawit, hingga distribusi minyak goreng, lemak nabati dan produk turunan lainnya.

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Petani Kakao di Mamuju Hadapi Banyak Masalah

Petani Simpan Bijih Kakao
(Foto: Liputan6.com/Dio Pratama)

Tim Komisi IV DPR RI saat berkunjung ke Mamuju, Sulawesi Barat menemukan bahwa petani kakao di Mamuju, Sulawesi Barat menghadapi banyak masalah. Dari persoalan akses bibit, pupuk NPK Phonska, hama, hingga lahan, jadi keluhan mayoritas patani kakao.

Masalah ini telah menurunkan produktivitas petani setempat. Saat berdialog, para petani kakao tersebut meminta bantuan Komisi IV atas masalah yang dihadapi. Selama ini, bibit kakao didatangkan dari luar Sulbar.Semestinya, bibit kakao didatangkan dari Sulbar sendiri. Langkah ini bisa mensejahterakan para petani Sulbar dari hasil pembibitan.

"Saya akan membantu dan mendukung keinginan para petani dengan dibantu juga oleh pemerintah pusat dan provinsi agar mereka bisa mendengarkan keinginan sekaligus membantu persoalan ini," kata Wakil Ketua Komisi IV Roem Kono saat memimpin tim kunjungan kerja beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi IV Sulaeman L Hamzah yang ikut meninjau, mengatakan bahwa Dinas Pertanian setempat harus turun ke lapangan memberi penyuluhan kepada petani di Mamuju, agar kerusakan kakao tidak semakin parah. Mitra Komisi IV lainnya juga diimbau membantu memberi solusi bagi para petani di Mamuju.

Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa mengalokasikan anggaran yang memadai untuk membantu para petani. Ini juga yang diharapkan oleh Gubernur Sulbar Ali Baal, agar bantuan anggaran bisa segera dialokasikan untuk memperlancar produksi pertanian. Selain itu, perlu ada gerakan berkelanjutan secara nasional untuk meningkatkan produksi dan mutu kakao.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya