Liputan6.com, Jakarta Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan penguatannya pada perdagangan saham Selasa pekan ini (27/11/2018). Mata uang rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang tercatat terus menguat menjadi katalis positif bagi laju IHSG.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi Taulat mengatakan, penguatan mata uang rupiah pada awal pekan merupakan yang terkuat sejak Agustus 2018. Momentum ini dinilai membawa angin positif untuk pergerakan indeks.
"Rupiah ditutup menguat Rp 14.475 per USD atau naik 0,47 persen dari perdagangan sebelumnya. Ini terefleksi dengan aksi beli investor asing yang tercatat net buy Rp 199,20Â miliar," jelas dia di Jakarta.
Advertisement
Baca Juga
Sementara dari luar negeri, sentimen Italia turut berkontribusi baik untuk kenaikan IHSG. Itu ditunjukkan dengan potensi perubahan anggaran defisit negara itu untuk tahun 2019.
"Obligasi Italia melonjak setelah Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini mengisyaratkan keterbukaan baru untuk mengubah target defisit anggaran negara untuk tahun depan," ujarnya.
Lantas, ia pun meramalkan IHSG bakal naik di atas level 6.000 dengan sinyal positif indeks pada support dan resistance antara 5.994-6.052.
"Secara teknikal, IHSG bisa bertahan di atas level 6.000 itu merupakan sinyal positif untuk pasar kedepannya," ungkap dia.
Setali tiga uang dengan Lanjar, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, pergerakan indeks yang mampu bertahan di atas level 6.000 membawa dampak positif bagi para investor. Konsistensi IHSG ini membawa gambaran baik bagi laju indeks hingga akhir tahun.
"Penutupan IHSG ke level 6.000 akan menjadi bekal yang baik untuk menghadapi pekan ini. Konsistensi di atas level 6.000, akan menunjukkan seberapa besar potensi kenaikkan IHSG diakhir tahun nanti," paparnya.
Sedangkan untuk sentimen eksternal, keluarnya Inggris dari Uni Eropa, menurut Nico membawa angin hijau untuk pergerakan indeks.
"Hari ini aura positif datang dari direstuinya draft perjanjian perpisahan Eropa dengan Inggris. Para pemimpin Uni Eropa tersebut memutuskan hal itu di Brussel, Belgia," jelasnya.
"Persetujuan ini mendapatkan respon positif dari 27 Pemimpin Uni Eropa, dan memutuskan Inggris akan pergi meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 29 Maret 2018 nanti," ia menambahkan.
Adapun untuk saham rekomendasi hari ini, Lanjar menganjurkan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sementara Nico menyarankan saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), serta PT Vale Indonesia Tbk (VALE).
Â
Penutupan Kemarin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona hijau usai berfluktuasi pada perdagangan saham Senin (26/11/2018) ini.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG menguat 16,57 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.022,77. Sementara indeks saham LQ45 naik 0,33 persen ke posisi 962,94. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 177 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 215 saham melemah dan 128 saham diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 424.310 kali dengan volume perdagangan saham 9,5 miliar saham.
Nilai transaksi harian saham Rp 7 triliun. Investor asing beli saham Rp 174,05 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.471.
Sektor saham yang menghijau yakni industri dasar sebesar 1,63 persen, sektor saham konstruksi naik 0,80 persen, dan sektor saham keuangan menguat 0,69 persen.
Sementara saham yang melemah antara lain pertambangan turun 2,65 persen dan sektor perkebunan sebesar 1,15 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham KONI menguat 33,77 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham INDR mendaki 25 persen ke posisi Rp 4.800 per saham, dan saham MTSM melonjak 24,76  persen ke posisi Rp 262 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham BULL melemah 20,93 persen ke posisi Rp 34 per saham, saham DOID merosot 11,02 persen ke posisi Rp 565 per saham, dan saham BUMI tergelincir 10,60 persen ke posisi Rp 135per saham.
Â
Advertisement