Seluruh Sektor Saham Menghijau Bawa IHSG Menguat

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di level terendah 6.029,6 dan tertinggi 6.077,3.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Nov 2018, 09:18 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2018, 09:18 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (29/11/2018). Seluruh sektor saham tampak menghijau.

Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 79,48 poin atau 1,33 persen ke level 6.070,1. Indeks saham LQ45 naik 1,7 ke posisi 970,51. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di level terendah 6.029,6 dan tertinggi 6.077,3.

Sebanyak 202 saham menguat dan mendorong IHSG. Selain itu, 42 saham melemah dan 98 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 44.993 kali dengan volume perdagangan 765,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 866,9 miliar.

Investor asing beli saham Rp 168,39  miliar di pasar regular. Dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.399 per dolar AS.

Seluruh sektor saham menguat. Penguatan terbesar disumbang konsumsi yang naik 1,62 persen. Diikuti sektor saham keuangan sebesar 1,56 persen dan manufaktur 1,35 persen.

Saham yang menguat antara lain saham LUCK naik 25 persen ke posisi Rp 535 per saham, saham LPLI terdongkrak  25,49 persen ke posisi Rp 128 per saham, dan saham POLA melonjak 21,6 persen ke posisi Rp 1.295 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham BUKK turun 7,63 persen ke posisi Rp 1.755 per saham dan saham IBST melemah 6,74 persen menjadi Rp 8.300 per saham.

Prediksi

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Kamis  (29/11/2018). Laju IHSG akan diperdagangkan pada level 5.993-6.034.

Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, fokus pada bulan ini ialah terkait kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

Meski demikian, Nico menilai Bank Indonesia (BI) telah mengantisipasi kemungkinan terburuk dari langkah yang bakal diambil oleh The Fed ke depannya. Terutama potensi dinaikkanya suku bunga acuan kembali pada bulan Desember dan Maret tahun depan oleh bank sentral tersebut.

"BI berjanji akan terus mempertahankan kebijakan moneternya. Preemptive dan Head of the Curve akan menjadi andalan di tahun 2019. Ini karena adanya waspada terhadap risiko eksternal termasuk kenaikkan suku bunga The Fed," ucapnya di Jakarta, Kamis (28/11/2018).

Nico menambahkan, BI cenderung optimistis akan kemungkinan langkah The FED beberapa pekan lagi. Menurutnya, kepercayaan ini menjadikan suasana pasar lebih stabil khususnya bagi para investor asing.

"Kenaikan suku bunga bulan November kemarin juga dikarenakan BI telah memperhitungkan 2 kali potensi kenaikkan suku bunga The Fed pada bulan Desember dan Maret. BI yang lebih optimis dan percaya diri menjadi penyejuk bagi para pelaku pasar dan investor," ucapnya.

Adapun pada hari ini, IHSG menurut Nico bakal berlabuh di rentang support dan resistance pada level 5.993-6.034.

Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat mengatakan, IHSG secara teknikal memang menunjukan penguatan.

Namun, IHSG berpeluang naik tertahan pada kisaran 5.960-6.045.

Untuk saham laik dibeli pada hari ini, Nico cukup variatif dalam memberikan rekomendasi. Saham itu antara lain seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Kemudian Lanjar menganjurkan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), serta PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya