Liputan6.com, Jakarta - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih melemah terbatas pada perdagangan saham Rabu (6/3/2019).
Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan memperkirakan, IHSG tertekan dengan pada level 6.405-6.481. Menurut dia, tren pelemahan terbatas hari ini akan mendekati support yang cukup kuat di sekitar moving average atau rata-rata harian 50.
"Secara teknikal, pola IHSG membentuk pattern evening star. Ini mengindikasikan tren pelemahan masih akan berlanjut," ujar dia di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Senada, Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati mengatakan IHSG akan terkoreksi di bursa saham. Kata dia, pelemahan IHSG rentan terbawa arus sentimen global hari ini.
"Di tengah kemajuan dalam perundingan perdagangan Amerika-Cina yang sebelumnya mampu memberikan ketenangan bagi pelaku pasar global, namun sentimen ini nampak mulai mereda yang ditandai oleh melemahnya saham AS pada perdagangan Senin. Ini dapat mendorong pasar saham terutama Asia akan terdampak," kata dia.
Adapun ia memperkirakan, IHSG berada di rentang support dan resistance di 6.472-6.521.
Saham yang patut diperhatikan menurut dia adalah saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Sedangkan Dennies menganjurkan, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), serta PT Adaro Energy Tbk (ADRO) .
Â
IHSG Melemah pada Perdagangan Saham Kemarin
Sebelumnya. gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Aksi jual investor asing menekan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (5/3/2019), IHSG merosot 47,14 poin atau 0,73 persen ke posisi 6.441,28. Indeks saham LQ45 susut 0,99 persen ke posisi 1.007,79. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Sebanyak 274 saham melemah sehingga menekan IHSG. 142 saham menguat dan 111 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.485,64 dan terendah 6.409,33.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 438.555 kali dengan volume perdagangan 12,6 miliar saham. Transaksi harian saham Rp 9,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.120.
Transaksi saham besar itu didorong ada transaksi saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) di pasar negosiasi mencapai Rp 1,5 triliun. Total frekuensi perdagangan saham empat kali dengan harga Rp 825 per saham. Saham MASA naik tiga persen di pasar negosiasi.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 1,3 persen. Sektor saham barang konsumsi melemah 1,43 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 1,27 persen dan sektor saham pertanian merosot 0,90 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham OCAP naik 25 persen ke posisi 570 per saham, saham CSIS menguat 24,60 persen ke posisi 157 per saham, dan saham MEGA menanjak 24,22 persen ke posisi 6.000 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham LPPF turun 22,18 persen ke posisi 4.280 per saham, saham MPPA tergelincir 16,27 persen ke posisi 278 per saham, dan saham RODA turun 11,11 persen ke posisi 384 per saham.
Bursa saham Asia sebagian tertekan. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,52 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,44 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,52 persen, dan indeks saham Taiwan melemah 0,43 persen.
Sementara itu, indeks saham Thailand naik 0,26 persen dan indeks saham Shanghai mendaki 0,88 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang salah satunya dipicu dari perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan China. Hal ini membuat pelaku pasar wait and see bagi para pelaku pasar global. Nafan menilai, penurunan IHSG masih wajar. "Minim sentimen positif dari domestik," kata Nafan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement