Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) merilis kinerja kuartal I 2019. Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba dan pendapatan.
PT Astra International Tbk membukukan laba bersih naik tipis lima persen menjadi Rp 5,21 triliun hingga kuartal I 2019. Pada kuartal I 2018, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,98 triliun.
Laba tersebut ditopang dari pendapatan tumbuh tujuh persen dari Rp 55,82 triliun hingga kuartal I 2018 menjadi Rp 59,60 triliun hingga kuartal I 2019.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (24/4/2019), perseroan mencatatkan laba bruto naik menjadi Rp 12,61 triliun hingga kuartal I 2019. Laba bruto itu tumbuh 11,11 persen dari Rp 11,35 triliun hingga kuartal I 2018 menjadi Rp 12,61 triliun.
Beban penjualan perseroan tercatat Rp 2,26 triliun hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,24 triliun.
Beban umum dan administrasi naik menjadiR p 3,43 triliun hingga kuartal I 2019. Sementara itu, biaya keuangan melonjak menjadi Rp 1,05 triliun dan selisih kurs Rp 135 miliar hingga kuartal I 2019 dari periode sama sebelumnya untung Rp 47 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, laba per saham naik menjadi Rp 129 hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 123.
Total liabilitas naik menjadi Rp 176,56 triliun pada 31 Maret 2019 dari posisi 31 Desember 2018 sebesar Rp 170,34 triliun. Ekuitas PT Astra International Tbk naik menjadi Rp 180,55 triliun pada 31 Maret 2019. Perseroan kantongi kas Rp 30,07 triliun pada 31 Maret 2019.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Keuangan Astra hingga Kuartal I
Terkait laba bersih meningkat pada kuartal I 2019 dibandingkan periode sama tahun lalu terutama karena adanya peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Kenaikan itu lebih tinggi dari penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.
Pendapatan bersih perseroan naik tujuh persen menjadi Rp 59,6 triliun didorong dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi serta jasa keuangan.
Laba bersih perseroan mencapai Rp 5,2 triliun atau tumbuh lima persen dibandingkan periode sama pada 2018. Nilai aset bersih per saham tercatat 3.503 pada 31 Maret 2019. Angka ini empat persen lebih tinggi dibandingkan posisi akhir 2018.
Utang bersih di luar grup anak perusahaan jasa keuangan mencapai Rp 15,2 triliun pada 31 Maret 2019 dibandingkan Rp 13 triliun pada 31 Desember 2018. Ini terutama karena investasi grup di Gojek. Anak perusahaan grup segmen jasa keuangan mencatat utang Rp 46,7 triliun pada 31 Maret 2019 dibandingkan Rp 47,7 triliun pada akhir 2018.
"Kinerja grup cukup baik pada kuartal I 2019, didukung oleh peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan bisnis kontraktor penambangan, serta konstribusi dari bisnis tambang emas yang baru diakuisisi. Untuk periode sepanjang tahun ini, grup diperkirakan masih akan menikmati kenaikan kontribusi dari bisnis-bisnis tersebut, meski pun masih ada tantangan permintaan yang melemah dan persaingan ketat di pasar mobil serta penurunan harga komoditas," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto.
Â
Â
Advertisement
Kontribusi Laba
Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham Astra International antara lain dari segmen bisnis otomotif turun 10 persen dari Rp 2,10 triliun hingga kuartal I 2018 menjadi Rp 1,90 triliun hingga kuartal I 2019.
Selain itu, laba bersih jasa keuangan naik 32 persen dari Rp 1,06 triliun hingga kuartal I 2018 menjadi Rp 1,40 triliun hingga kuartal I 2019.
Alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 20 persen dari Rp 1,51 triliun hingga kuartal I 2018 menjadi Rp 1,82 triliun hingga kuartal I 2019.
Sementara itu, kontribusi agribisnis turun 89 persen dari Rp 283 miliar hingga kuartal I 2018 menjadi Rp 30 miliar hingga kuartal I 2019.
Kontribusi laba bersih yang diatribusikan kepada Astra International dari segmen bisnis infrastruktur dan logistic sebesar  Rp 16 miliar. Dari teknologi informasi kontribusi labanya susut 26 persen menjadi Rp 20 miliar hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27 miliar. Kontribusi segmen properti naik 150 persen menjado Rp 15 miliar.
Â