Bursa Saham Ditutup Jokowi pada 30 Desember, 2 Januari 2020 Buka Kembali

Jokowi akan hadir dan meresmikan penutupan perdagangan saham pada 30 Desember 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Des 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2019, 12:00 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menutup perdagangan saham di pasar modal tahun ini pada 30 Desember 2019. Selang tiga hari sesudahnya, perdagangan saham akan kembali dibuka pada 2 Januari 2020.

Berdasarkan informasi yang didapat dari BEI, Jumat (27/12/2019), kedua acara seremonial tersebut akan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi akan hadir dan meresmikan penutupan perdagangan saham pada 30 Desember 2019. Sementara pada 2 Januari Jokowi juga turut menandatangani sertifikat peresmian pembukaan perdagangan saham di 2020.

Selain Jokowi, kedua acara seremonial ini akan ikut dihadiri Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, serta Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi.

Dengan ditutupnya perdagangan saham pada 30 Desember 2019 dan baru dibuka pada 2 Januari 2020, maka sesi perdagangan akan diliburkan sementara selama 3 hari.

BEI Catat Investor Milenial Capai 60 Persen

Empat perusahaan yang melakukan Penawaran Umum Perdana (PUP) saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (9/7/2019).
Empat perusahaan yang melakukan Penawaran Umum Perdana (PUP) saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (9/7/2019).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mencatat adanya lonjakan pertumbuhan investor bagi generasi milenial. Saat ini investor saham generasi milenial bahkan tembus mencapai 60 persen dari total investor saham berada di BEI.

"Kini jumlah investor pasar modal telah mencapai 2 juta investor dan terus tumbuh dalam 5 tahun terakhir. Hal yang menarik, pertumbuhan jumlah investor millenial telah mencapai 60 persen," kata dia di Jakarta, Kamis (31/10).

Di samping itu, jumlah perusahaan tercatat di BEI juga terus tumbuh. Sejauh ini sudah ada 656 perusahaan emiten yang tercatat di Bursa.

"Kami juga telah memfasilitasi 42 perusahaan untuk listing di BEI sejak awal tahun ini. Bahkan, saat ini ada 36 calon perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana sampai akhir tahun 2019," ujarnya.

 

 
 

 

Sebelumnya, Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Syafruddin mencatat jumlah investor perorangan atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal yang tercatat di mencapai 1,5 juta orang. Dari jumlah tersebut didominasi oleh investor anak muda atau kaum milenial.

Data menunjukkan untuk investor rentang usia 21-30 tahun sebanyak 34,08 persen, kedua usia 31-40 tahun sebanyak 25,64 persen, ketiga 41-50 tahun sebanyak 19,16 persen, usia 51-60 sebanyak 10,98 persen, usia 61-70 tahun sebanyak 4,23 persen dan usia di atas 70 tahun sebanyak 1,52 persen.

"Usia masih muda-muda. Kalau dari jenis kelamin juga terlihat pria masih lebih banyak mencapai 59,4 persen. Sisanya perempuan. Dari pendidikan juga terlihat lulusan S1 51 persen, minimal pendidikan SMA banyak juga sekitar 31 persen," kata Syafruddin di Solo, Jawa Tengah, ditulis Minggu (18/9).

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya