Liputan6.com, Jakarta - Jumlah investor di pasar modal bertambah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat jumlah investor ritel di pasar modal mencapai 3,88 juta. Ada tambahan jumlah investor juga seiring salah satu instrumen investasi yaitu saham dinilai mampu memberikan keuntungan maksimal.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy mengatakan, saham juga memiliki risiko sehingga para investor perlu lebih teliti dan memahami hal ini.
"Jumlahnya meningkat 50 persen (investor pemula) lebih tahun lalu. Saya perhatikan banyak dari mereka belum pernah mengalami kerugian besar. Mereka enggak tahu kalau saham bisa saja turun dengan mudahnya puluhan persen dalam satu tahun atau dalam beberapa bulan," kata Budi kepada Liputan6.com, Sabtu (16/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Budi menuturkan, risiko yang mungkin diterima investor setara dengan keuntungan yang mungkin didapat. Oleh karena itu, memahami cara kerja saham dan melakukan analisis juga perlu dilakukan.
"Jadi investasi saham semuanya siapapun juga ada risikonya. Kita hanya bisa berharap saham yang kita beli naik, tapi dalam prateknya belum tentu, sama kaya orang beli emas dan valuta asing itu ada spekulasinya berharap keuntungan dengan memprediksi harganya ke depan akan naik," ujar Budi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kriteria Investor Saham
Masuk dalam kategori spekulasi, terdapat beberapa kriteria investor saham, ada yang masih pemula dan yang sudah mengerti secara jelas sehingga mampu mempengaruhi harga saham itu sendiri.
"Jadi ada investor yang mampu membuat harga saham cendurung menuju keseimbangnya. Jadi kalau kemurahan dia yang mendorong untuk naik," ujar dia.Walau sudah menjadi investor berpengalaman, risiko untuk mengalami kerugian juga bisa diterima. "Jadi investasi saham semuanya siapapun juga ada risikonya," tutur dia.
Advertisement