Liputan6.com, Jakarta - Nebula adalah awan raksasa di luar angkasa yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Kata "nebula" berasal dari bahasa Latin yang berarti "awan".
Nebula sering kali terlihat sebagai area bercahaya di langit malam, dan merupakan tempat lahirnya bintang-bintang baru. Nebula sangat identik dengan tampilannya yang cantik dan berwarna-warni.
Advertisement
Nebula terbentuk dari sisa-sisa ledakan bintang yang disebut supernova, atau dari awan gas dan debu yang runtuh akibat gravitasi. Salah satu nebula yang menarik perhatian para astronom adalah Nebula Tarantula.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Britannica pada Jumat (31/01/2025), Nebula Tarantula memiliki diameter sekitar 1.000 tahun cahaya dan berjarak sekitar 160 ribu tahun cahaya dari Bumi. Nebula ini terletak di Awan Magellan Besar (LMC), galaksi satelit dari Galaksi Bimasakti, dan merupakan galaksi terdekat dari bumi yang terletak pada konstelasi Dorado.
Penemuan pertama dan observasi awal Nebula Tarantula dilakukan oleh seorang astronom asal Prancis bernama Abbe Nicolas de Lacaille pada 1751 hingga 1753 di sebuah observatorium yang terletak di Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Pada awalnya, Nebula Tarantula tidak memiliki sebutan yang lebih spesifik karena teleskop pada masa tersebut belum cukup canggih untuk mendeteksi bintang-bintang dan struktur lain di dalamnya.
Hingga abad ke-20, para ilmuwan berhasil mengembangkan teleskop yang mampu mengambil gambar nebula ini dengan jelas. Kemudian, ditemukan bahwa filamen hidrogen yang tersebar dan sangat panas di dalamnya menciptakan bentuk menyerupai kaki laba-laba raksasa, Tarantula.
Nebula yang secara resmi dikenal juga sebagai 30 Doradus ini menjadi tempat kelahiran ribuan bintang muda dan masif. Jumlah bintang dalam Nebula Tarantula diperkirakan mencapai lebih dari 800 ribu bintang.
Dari enam gugus bintang yang ada di Nebula Tarantula, Gugus NG 2070 atau R136 dianggap sebagai tempat dengan lahirnya bintang paling banyak. Setidaknya terdapat lusinan bintang muda yang masif di dalam gugus ini.
Bintang Wolf-Rayet adalah salah satu dari lusinan bintang yang diakui sebagai bintang paling terang, panas, dan terbesar di gugus NG 2070. Bintang ini dikenal sebagai bintang langka yang memukau karena melepaskan panas dan gasnya dengan kecepatan yang sangat tinggi ke luar angkasa.
Bintang-bintang yang terdapat dalam Nebula Tarantula diperkirakan berusia antara 1 hingga 25 juta tahun. Usia tersebut termasuk dalam kategori usia muda bagi sebuah bintang.
Usia Bintang
Usia bintang-bintang di Nebula Tarantula berkisar dari hanya 1 hingga 25 juta tahun. Karena usianya yang masih muda, nebula ini menjadi laboratorium alam yang ideal bagi para astronom untuk mempelajari evolusi bintang.
Di dalam gugus NG 2070, terdapat sebuah wilayah ledakan bintang (supernova) yang bertanggung jawab atas pembentukan sisa-sisa Nebula Tarantula yang terlihat di langit malam. Wilayah tersebut dikenal sebagai R136.
Meskipun berumur masih sangat muda, sekitar 2 juta tahun, wilayah ini sangat padat dan bermassa sekitar 450 juta kali massa matahari. Wilayah ini juga menjadi tempat bagi beberapa bintang paling terang, panas, dan padat yang pernah dicatat oleh para pengamat.
Salah satu supernova paling terkenal yang berasal dari Nebula Tarantula adalah Supernova 1987A, yang pertama kali terdeteksi pada tahun 1987. Supernova ini menjadi salah satu supernova terdekat yang dapat diamati dari Bumi dalam lebih dari 400 tahun terakhir.
Ledakan supernova ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana bintang masif mengakhiri hidupnya dan bagaimana materi yang mereka hembuskan dapat membentuk nebula baru. Selain Nebula Tarantula, ada banyak nebula lain yang terkenal di alam semesta, seperti Nebula Orion yang merupakan tempat pembentukan bintang baru, Nebula Helix yang sering disebut sebagai "Mata Tuhan", dan Nebula Kepiting yang merupakan sisa dari ledakan supernova yang tercatat pada 1054 oleh astronom Tiongkok.
(Tifani)
Advertisement