Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) bergerak berada di zona merah pada perdagangan saham Jumat (29/1/2021).
Saham BRIS dibuka pada level 2.700. Kemudian bergerak pada level tertingginya di 2.850 dan terendahnya pada 2.440. Pada pukul 14.50 WIB, saham BRIS turun 6,87 persen ke posisi 2.440 per saham. Total frekuensi perdagangan 53.775 kali dengan nilai transaksi Rp 738,6 miliar.
Selama periode 25-28 Januari 2021, saham BRIS turun 19,14 persen ke posisi 2.620 per saham. Saham BRIS sempat berada di level tertinggi 3.320 dan terendah 2.620 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 249.110 kali dengan nilai Rp 3,3 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Kalau periode kuartalan 1 Oktober-30 Desember 2020, saham BRIS sudah naik 200 persen ke posisi Rp 2.250 per saham. Saham BRIS sempat berada di level tertinggi Rp 2.490 dan terendah Rp 755 per saham. Nilai transaksi Rp 21,6 triliun. Total frekuensi perdagangan 1.789.573 kali.
Melihat pergerakan saham BRI, Direktur Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengaku khawatir dengan pergerakan saham BRIS. Sementara Bank Syariah akan resmi diluncurkan pekan depan.
“Saat ini juga pergerakan sahamnya kian mengkhawatirkan. Mungkin sudah saatnya melirik sektor dan saham yang lain,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Jadi Bank Syariah Terbesar
Adapun Bank Syariah Indonesia (BSI) akan menjadi bank syariah terbesar dalam sejarah di Indonesia, setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan izin sebagai entitas baru. Rencananya BSI segera launching legal merger pada 1 Februari 2021.
BSI merupakan penggabungan usaha tiga bank syariah milik Himbara tersebut adalah PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah menjadi satu entitas di bawah nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Advertisement