Liputan6.com, Jakarta - PTÂ Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan memecah nilai nominal saham atau stock split. Hal ini untuk meningkatkan likuiditas saham perseroan.
Selain itu, stock split ini untuk meningkatkan daya beli investor terhadap saham perseroan. Stock split akan dilakukan dengan rasio 1:5. Setiap satu lembar saham perseroan dengan nilai nominal Rp 500 akan berubah menjadi lima lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/1/2021).
Untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 3 Maret 2021.
Advertisement
Dalam RUPSLB tersebut, perseroan juga akan meminta persetujuan pemegang saham untuk perubahan anggaran dasar perseroan di antaranya menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 9 Februari 2021, saham ERAA naik 4,81 persen ke posisi Rp 2.830 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 8.078 kali dengan nilai transaksi Rp 91,7 miliar.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG pada 9 Februari 2021
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham Selasa, (9/2/2021). Namun, IHSG belum mampu bangkit sehingga bertahan di zona merah.
Mengutip data RTI, IHSG turun 0,44 persen atau 27,19 poin ke posisi 6.181,67. Indeks saham LQ45 susut 0,75 persen ke posisi 950,33. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 315 saham melemah sehingga menekan IHSG 158 saham menguat dan 167 saham diam di tempat. Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.286,29 dan terendah 6.157,13. Total frekuensi perdagangan saham 1.716.686 kali dengan volume perdagangan 18,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 19,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 500,72 miliar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian mendaki 1,66 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,78 persen. Sektor saham aneka industri melemah 3,64 persen, dan memimpin penurunan. Diikuti sektor saham infrastruktur tergelincir 1,94 persen dan tambang susut 1,33 persen.
Saham-saham yang catat top gainers atau naik tajam antara lain saham CITY menguat 34,53 persen ke posisi Rp 187, saham MINA melonjak 34,33 persen ke posisi Rp 90 per saham, PTDU naik 24,91 persen ke posisi Rp 1.655 per saham, dan saham CTBN menanjak 24,48 persen ke posisi Rp 3.000 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang melemah atau top losers antara lain saham SKRN merosot 7 persen ke posisi Rp 930 per saham, saham SAPX susut 6,94 persen ke posisi Rp 1.610 per saham, saham BULL merosot 6,9 persen ke posisi Rp 324 per saham, dan saham PURI tergelincir 6,9 persen ke posisi Rp 540 per saham.
Hingga penutupan perdagangan Selasa sore, investor asing membeli sejumlah saham antara lain saham BBRI sebanyak Rp 705,3 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 119,5 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 17,4 miliar.
Lalu saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham ASII sebanyak Rp 302,2 miliar, saham ICBP sebanyak Rp 221,8 miliar, saham TLKM sebanyak Rp 108,5 miliar, saham BMRI sebanyak Rp 92,5 miliar, dan saham PGAS sebanyak Rp 88,6 miliar.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,53 persen, indeks saham Nikkei menguat 0,40 persen, indeks saham Thailand menanjak 0,27 persen dan indeks saham Singapura meroket 2,01 persen.
Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,22 persen dan indeks saham Singapura susut 0,17 persen.
Advertisement