Liputan6.com, Jakarta - Harga mata uang kripto bitcoin kembali sentuh rekor tertinggi pada perdagangan Selasa waktu setempat. Harga bitcoin melonjak setelah Tesla mengumumkan investasi di bitcoin.
Harga bitcoin melonjak menjadi USD 48.000 atau setara Rp 671,55 juta (asumsi kurs Rp 13.990 per dolar AS). Harga bitcoin sentuh posisi USD 48.000 untuk pertama kali setelah Tesla mengumumkan investasi di bitcoin. Namun, harga bitcoin kembali melemah. Berdasarkan CoinDesk 20 data, harga bitcoin sentuh posisi tertinggi baru di USD 48.226.
Baca Juga
"Lonjakan bitcoin dari USD 38.000 ke level tertinggi USD 48.000 menandai level tertinggi baru sepanjang masa, menembus level tertinggi sepanjang masa sebelumnya sebulan yang lain, dan meningkatkan kembali kenaikan,” ujar Chief Operating Officer OKCoin, Jason Lau, seperti dilansir dari yahoofinance, Rabu (10/2/2021).
Advertisement
Lau menuturkan, pembelian bitcoin oleh Tesla sebesar USD 1,5 miliar merupakan konfirmasi terbesar dan menguatkan bitcoin. Ia menilai, Tesla khawatir kehilangan nilai cadangan kas sehingga mengambil tindakan nyata diversifikasi menjadi bitcoin.
“Tesla beli bitcoin USD 1,5 miliar member contoh yang pada akhirnya akan mendorong perusahaan masuk S&P 500 untuk alokasikan sebagian cadangannya ke bitcoin,” ujar Constantin Kogan, dari perusahaan investasi Wave Financial.
Kogan prediksi kalau sekitar 1 persen perusahaan yang masuk indeks S&P 500 memasukkan bitcoin akan membuat harga bitcoin naik sekitar USD 40.000.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harga Bitcoin Naik Berkat Tesla
Sebelumnya, bitcoin sentuh rekor tertinggi baru pada awal pekan ini seiring investor merespons pengumuman Tesla yang membeli USD 1,5 miliar bitcoin, dan berencana menerima pembayaran dalam bitcoin.
Setelah pengumuman tersebut, harga bitcoin sentuh posisi tertinggi USD 44.000. Harga bitcoin sempat sentuh level tertinggi USD 44.200 pada awal pekan ini.
Tonggak pencapaian ini terjadi setelah kenaikan harga bitcoin yang luar biasa sejak Desember. Harga bitcoin pun pulih dari keterpurukan pada akhir Januari yang membuat bitcoin turun sekitar USD 30.000. Demikian mengutip yahoofinance, Senin (9/2/2021).
Tesla akan membeli bitcoin agar lebih fleksibel untuk diversifikasi dan mengoptimalkan pengembalian kas. Demikian disampaikan Tesla dalam dokumen ke komisi sekuritas dan bursa Amerika Serikat atau the Securities and Exchange Commission.
Pengumuman Tesla tersebut juga mendorong saham Tesla menguat ke posisi USD 870. Pada 2020, saham Tesla melonjak 481 persen, dan mengangkat kapitalisasi pasar saham menjadi USD 822 miliar. Angka kapitalisasi pasar saham itu telah melebihi Ford, General Motors, Toyota, dan Volkswagen.
Analis Wedbush Securities, Dan Ives menyebut langkah Tesla untuk mendukung mata uang kripto sebuah langkah perubahan potensial untuk penggunaan bitcoin terutama dalam pembayaran pembelian secara ritel.
“Pada akhirnya investor dan pengamat industri lainnya akan mengamati ini dengan cermat untuk melihat apakah perusahaan lain mengikuti jejak Tesla di jalur kripto ini, atau di sisi lain tetap membuat lompatan strategis,” ujar dia dalam sebuah catatan seperti dilansir dari CBS News.
Ini merupakan perjalanan bitcoin yang mengejutkan sejak debut di wall street pada Desember 2017. Sebagian besar bursa berjangka meluncurkan bitcoin berjangka dan mendorong nilainya menjadi USD 19.300. Saat itu, harga tersebut belum pernah terdengar untuk mata uang itu.
Pada Desember 2018, nilai bitcoin kurang dari USD 4.000 per koin. Baru-baru ini bitcoin menguat dari di bawah USD 11.000 pada Oktober kemudian melampaui USD 40.000 untuk pertama kali dalam sejarah.
Dalam dua tahun terakhir perusahaan telah merangkul teknologi yang mendasari mata uang digital seperti bitcoin, sebuah konsep yang dikenal sebagai blockchain.
Penggunaan bitcoin sebenarnya tidak benar-benar berubah sejak reli tiga tahun lalu. Hal ini sebagian besar digunakan bagi yang tidak percaya sistem bank dan pencucian uang. Akan tetapi, hal itu bisa berubah jika perusahaan besar ikuti jejak Tesla dan mulai menerima mata uang digital sebagai pembayaran.
“Langkah ini dapat memberikan lebih banyak momentum ke dalam saham Tesla karena banyak investor mulai menilai eksposur bitcoin dan mata uang kripto sebagai bagian dari nilai yang dimiliki,” ujar Ives.
Advertisement