Tesla Menambah Deretan Perusahaan yang Borong Bitcoin

Semenjak Desember 2020, Bitcoin terus mencetak rekor kenaikan harga tertinggi.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2021, 22:49 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 22:49 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Tesla membeli bitcoin mencapai USD 1,5 miliar atau Rp 21 triliun mengangkat harga bitcoin. Harga Bitcoin menembus Rp650 juta setelah Tesla Inc membeli Bitcoin.

Selama dua hari, kenaikan Bitcoin mencapai sekitar 20,9 persen, yang sebelumnya aset kripto tersebut dijual Rp540 juta. CEO Indodax Oscar Darmawan menuturkan, Tesla menambah deretan korporasi yang membeli Bitcoin senilai jutaan dolar atau triliunan rupiah.

Sebelumnya, sederet perusahaan seperti MicrostrategyInc, Square, Tudor Investment Corp, JP Morgan, Citibank dan Paypal yang menyediakan pembayaran dengan Bitcoin.

"Tesla membeli Bitcoin senilai Rp21 triliun. Tentunya, permintaan sebanyak ini langsung berdampak kepada kenaikan harga. Karena salah satu faktor yang meningkatkan harga Bitcoin adalah permintaan atau demand,” ujar dia, seperti dilansir dari Antara, Selasa (9/2/2021).

Pembelian Tesla tersebut juga membuat Bitcoin kembali melewati harga tertingginya. Sebelumnya, harga tertinggi bitcoin (all time high/ATH) Rp580 juta, yang terjadi pada Januari 2021.

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk juga mendorong aksi pembelian Bitcoin dengan membuat hastag Bitcoin di profil Twitternya. Aksi tersebut meningkatkan harga Bitcoin pada pekan lalu yang sempat stagnan sekitar Rp500 juta.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Cetak Rekor

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Oscar Darmawan mengatakan, semenjak Desember 2020, Bitcoin terus mencetak rekor kenaikan harga tertinggi. "Saat harga Bitcoin sudah tinggi, kepercayaan orang-orang untuk membeli Bitcoin bertambah," katanya.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan, akan ada lagi korporasi atau konglomerat yang akan membeli Bitcoin dalam waktu dekat, karena sudah terbukti menjadi nilai lindung inflasi yang baik dan menjadi aset safe haven.

"Jika pembelian atau permintaan masif terus terjadi, maka kemungkinan besar harga Bitcoin akan terus meningkat. Seperti apa yang diprediksi JP Morgan sebelumnya, Bitcoin bisa mencapai Rp2 miliar pada tahun ini atau tahun depan," ujarnya.

Dia menyebutkan, permintaan ini terjadi karena orang-orang sudah memahami tentang fundamental Bitcoin, selain itu, tidak hanya dari sisi demand saja. Dari sisi supply atau pasokan, Bitcoin juga terbilang unik, tambahnya, karena jumlah pasokan maksimal Bitcoin hanya 21 juta unit saja dan saat ini sudah beredar 18,5 juta.

Meski memiliki pasokan terbatas, menurut Oscar siapapun masih bisa memiliki Bitcoin. Ini karena ‘Raja Kripto’ tersebut bisa ditransaksikan dengan pecahan desimal hingga pecahan terkecil Rp10 ribu.

"Jadi, Bitcoin tidak hanya milik para korporasi atau konglomerat. Meskipun harganya ratusan juta, Bitcoin bisa dimiliki oleh siapapun dengan pecahan terkecil Rp10 ribu saja," kata Oscar Darmawan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya