Investor Optimistis Pemulihan Ekonomi, Bursa Saham Asia Menguat

Bursa saham Asia masih lanjutkan penguatan pada perdagangan saham Selasa, 16 Februari 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 16 Feb 2021, 10:34 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 08:40 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Selasa pagi (16/2/2021). Akan tetapi, sejumlah bursa saham di China masih libur memperingati Imlek.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 menguat 0,74 persen pada awal perdagangan saham. Sementara itu, indeks saham Jepang Topix naik 0,43 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,52 persen.

Indeks saham Australia menguat 0,46 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Sementara itu, bank sentral Australia juga akan mengumumkan kebijakan moneter pada Februari 2021. Demikian dilansir dari CNBC, pada Selasa pekan ini.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 90,48, dan cenderung turun pada pekan lalu di kisaran 90,6. Yen Jepang diperdagangkan 105,37 per dolar AS setelah diperdagangkan 105,2.

"Pasar global telah memulai awal pekan lebih tinggi seiring investor tetap yakin pandemi akan segera memberi jalan untuk pemulihan ekonomi. Kecuali ada pergerakan drasttis pada pekan ini, kita bisa mengharapkan pasar saham tetap kuat,” ujar Chief Executive Sun Global Mihir Kapadia, seperti dilansir dari Channel News Asia.

Peluncuran vaksin COVID-19 yang berhasil di banyak negara meningkatkan harapan pemulihan lebih lanjut dalam kegiatan ekonomi yang terhambat oleh berbagai pembatasan untuk cegah COVID-19.

Selain itu, Presiden AS Joe Biden terus maju untuk memompa stimulus tambahan sebesar USD 1,9 triliun dalam perekonomian sehingga mendorong pasar saham lebih lanjut.

“Reli pasar cukup cepat tetap tidak dapat disangkal karena ini waktu yang cukup nyaman untuk saham dengan ekspektasi suku bunga rendah sehingga membantu dana masuk ke saham,” kata Chief Strategist Sumitomo Mitsui DS Asset Management, Masahiro Ichikawa.

Di sisi lain, investor juga menantikan risalah dari pertemuan the Federal Reserve AS pada Januari yang akan diterbitkan pada Rabu. Hal ini untuk konfirmasi komitmen mempertahankan sikap kebijakan dovishnya dalam waktu dekat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bursa Saham Eropa Menguat

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Eropa menguat pada perdagangan saham Senin, 15 Februari 2021 seiring peluncuran vaksin COVID-19 yang sukses sehingga memicu harapan pemulihan ekonomi global.

Indeks saham Eropa Stoxx600 menguat 1,4 persen dengan saham media menguat 4,2 persen, dan memimpin penguatan. Saham Vivendi alami lonjakan tajam pada awal pekan.

Bursa saham Eropa tersengat sentimen positif dari bursa saham Asia Pasifik. Indeks saham Jepang Nikkei 225 melewati posisi 30.000 untuk pertama kali dalam 30 tahun setelah data ekonomi menunjukkan ekonomi Jepang tumbuh 12,7 persen pada Oktober-Desember 2020.

Volume perdagangan cenderung tipis di bursa saham seiring bursa saham China, Hong Kong, Taiwan, dan bursa saham Amerika Serikat masih libur. Demikian dilansir dari CNBC, Selasa (16/2/2021).

Di bursa saham, saham Vivendi melonjak hampir 20 persen pada Senin setelah konglomerat media Prancis mengumumkan rencana untuk mendaftarkan Universal Music di pasar saham.

Grup transportasi Prancis Bollore yang memiliki saham di Vivendi menguat hampir 15 persen. Saham perusahaan farmasi Belgia Galapagos turun 6 persen.

Harga minyak melonjak di tengah kekhawatiran meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah pertempuan koalisi pimpinan Saudi di Yaman mengklaim telah mencegat drone peledak yang ditembakkan oleh kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran. Harga minyak mentah Brent naik 1,5 persen menjadi USD 63,36 per barel pada Senin sore di Eropa.

Di sisi lain, Inggris telah mengeluarkan dosis vaksin COVID-19 pertama untuk lebih dari 15 juta orang kepada empat prioritas warga Inggris.

Di Spanyol, partai separatis Catalan meningkatkan mayoritas mereka di parlemen regional Catalonian pada Minggu pekan ini meski ada kekuatan dari cabang lokal partai sosialis yang berkuasa di negara itu sehingga menyiapkan kemungkinan negosiasi antara separatis regional dan Madrid.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya